Timah dan Pariwisata: Pilar Ganda untuk Pertumbuhan Berkelanjutan Bangka Belitung

REDAKSI INDONESIA – Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan II-2024 dibandingkan dengan triwulan II-2023 tercatat tumbuh sebesar 1,03 persen, menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan capaian pada triwulan II-2023 yang tumbuh sebesar 5,13 persen. Hal serupa terjadi pada semester I-2024 dibandingkan dengan semester I-2023, yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,02 persen, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan semester I-2023 yang sebesar 4,78 persen. Namun, ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan II-2024 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya tumbuh signifikan sebesar 6,07 persen.

Sebagian besar lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif. Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah Jasa Pendidikan, yang tumbuh sebesar 17,96 persen, diikuti oleh Jasa Perusahaan yang tumbuh 14,57 persen; Informasi dan Komunikasi yang tumbuh 12,49 persen; serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib yang tumbuh 8,79 persen. Peningkatan di sektor-sektor ini didorong oleh pembayaran gaji dan tunjangan ke-13 dan ke-14 bagi ASN yang dibayarkan secara penuh, peningkatan anggaran pendidikan, bertambahnya jumlah jamaah haji dan umroh, serta meningkatnya kebutuhan masyarakat akan jasa telekomunikasi di era keterbukaan informasi, yang mendorong persaingan layanan antar penyedia jasa komunikasi.

Namun, beberapa lapangan usaha mengalami pertumbuhan negatif. Lapangan usaha Industri Pengolahan mengalami kontraksi sebesar 5,89 persen secara year-on-year (y-on-y), sementara lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian mengalami kontraksi yang lebih dalam sebesar 7,49 persen. Penurunan ini disebabkan oleh permasalahan tata kelola timah yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, mengakibatkan penurunan produksi baik bijih maupun logam timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Sektor pertambangan timah tetap memegang peran penting dalam perekonomian Bangka Belitung, mengingat daerah ini merupakan salah satu produsen timah terbesar di dunia. Namun, industri tambang timah saat ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk regulasi yang semakin ketat terhadap aktivitas pertambangan ilegal, harga timah yang cenderung menurun, serta semakin sulitnya menemukan lahan tambang baru dan menjual hasil tambang di tengah masyarakat.

Pemerintah perlu memperketat pengawasan dan penegakan hukum untuk memastikan bahwa aktivitas pertambangan timah dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, sekaligus mendorong praktik pertambangan yang lebih bertanggung jawab. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat lokal sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan di sektor tambang timah sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Untuk menjaga keberlanjutan ekonomi, Bangka Belitung harus mulai mempertimbangkan diversifikasi ekonomi, tidak hanya bergantung pada timah. Meskipun timah tetap menjadi komoditas utama, pengembangan sektor lain seperti pariwisata, UMKM, perikanan, agribisnis, dan ekonomi digital dapat memberikan stabilitas ekonomi yang lebih baik di masa depan. Sinergi antara pemerintah daerah dan Bank Indonesia dalam mempromosikan pariwisata, produk lokal, dan digitalisasi sistem pembayaran akan menjadi kunci untuk mempertahankan dan meningkatkan perekonomian ke depan.

Bacaan Lainnya
ri

Salah satu contoh pemanfaatan bekas tambang timah untuk sektor pariwisata adalah Danau Pading di Desa Perlang, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah. Danau ini merupakan salah satu destinasi wisata alam yang menarik di Bangka Belitung, menawarkan pemandangan indah dengan air yang jernih dan latar belakang perbukitan serta hutan yang hijau. Pengunjung dapat menikmati suasana tenang sambil melakukan berbagai aktivitas seperti berenang, berperahu, atau bersantai menikmati pemandangan alam sambil menikmati jajanan dari UMKM setempat.

Akses ke Danau Pading cukup mudah, dengan fasilitas yang memadai seperti area parkir yang luas, toilet bersih, musala, gazebo, serta jajanan UMKM yang tersedia di sekitar danau. Danau Pading memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alam yang lebih terintegrasi. Dengan promosi yang lebih intensif dan peningkatan fasilitas wisata, Danau Pading dapat menarik lebih banyak pengunjung, baik dari dalam maupun luar daerah, bahkan dari luar negeri. Potensi ini juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung perekonomian lokal melalui pengembangan usaha kecil dan menengah di sekitar kawasan wisata.

Namun, penting untuk memastikan bahwa setiap pengembangan dilakukan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan agar keindahan dan ekosistem di sekitar Danau Pading tetap terjaga. Secara keseluruhan, Danau Pading adalah permata tersembunyi di Bangka Belitung yang menawarkan pengalaman wisata alam yang autentik dan menenangkan.

Oleh:

Ahmad Fauzi, S.E., M.E.

Dosen Program Studi Ekonomi, FEB UBB

Pos terkait