Kiat-Kiat Bekerja Islami, Mencapai Keberkahan dalam Setiap Aktivitas

Penulis : Muhammad Alimudin, S.Pd.I
Pendidik di MTs AIAI Bangka Tengah

Bekerja merupakan bentuk usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, bekerja ini pun semestinya tidak hanya didasari oleh hal duniawi saja, akan tetapi juga harus dimotivasi oleh semangat mengejar akhirat. Dalam Islam bekerja merupakan kewajiban manusia yang mampu untuk bekerja, disebut kewajiban karena memang diperintahkan langsung oleh Allah Swt dalam kalam-Nya. Artinya bekerja adalah bagian dari ibadah kepada Allah Swt.

Karena bekerja adalah ibadah, tentu memiliki aturan mainnya. Pada tulisan ini, penulis berupaya mengupas bagaimana kiat-kiat bekerja yang islami sehingga berdampak pada keberlangsungan perusahaan yang semakin membaik?

1. Motivasi kerja dalam rangka mencari ridho Allah Swt

Mungkin hal ini sedikit membuat kita bertanya, mengapa dalam bekerja harus ada niat untuk mencari ridha Allah Swt? Jawabannya karena bekerja adalah rangkaian ibadah kepada-Nya, pada hakikatnya tujuan hidup manusia adalah mencari keridhaan Allah Swt. Motivasi ini harus dibangun dan dimulai dari manusia bangun tidur sampai tidur kembali.

Allah berfirman dalam Qs. Al Baqoroh (2) ayat 272
Artinya : “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).”

Bacaan Lainnya
ri

Di ayat ini dijelaskan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Membelanjakan itu artinya memberikan sesuatu atau melakukan sesuatu. Jadi maunya Allah Swt apa pun yang kita lakukan, apa pun yang kita berikan baik itu tenaga, waktu, ilmu dan lainnya harus dalam rangka mencari keridhaan-Nya bukan yang lain, bukan mengharapkan pujian, bukan karena jabatan, bukan karena popularitas dan sebagainya tapi karena mengharap ridha Allah Swt.

Motivasi mencari ridha Allah Swt ini bagaikan perisai diri setiap manusia untuk senantiasa berbuat yang terbaik dalam hidupnya termasuk dalam bekerja, sekaligus sebagai warning of system, dorongan untuk mencegah melakukan hal-hal buruk karena ada Allah Swt di hati dan pikirannya.

2. Menyadari bahwa Allah Swt melihat pekerjaanmu

Setelah menyematkan motivasi bekerja dalam rangka mencari ridha Allah Swt, selanjutnya Allah mengkhendaki manusia tetap berada di alur yang semestinya dia berada. Maka dalam hal ini Allah Swt membangun sebuah sistem yang menyatakan bahwa diri-Nya dan Rosul-Nya serta orang-orang mukmin melihat kamu bekerja dan bagaimana pekerjaanmu.

Allah berfirman dalam Qs. At-Taubah (9) ayat 105
Artinya: “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Jika Allah Swt saja sudah menyatakan diri melihat, yang juga bermaksud memperhatikan pekerjaan kita? Lalu bagaimana dengan kita yang bekerja? Tentunya akan tetap berusaha berada di alur yang seharusnya. Kadang orang terlupa dengan pengawasan Tuhan sehingga dalam bekerja semaunya saja atau bahkan malas-malasan dan yang lebih parah merugikan banyak pihak. Orang-orang yang dicontohkan seperti ini meletakkan Tuhan jauh di belakang hawa nafsunya. Oleh karena itu semangat motivasi bekerja dalam rangka mencari ridho Allah Swt dan kesadaran akan pengawasan Allah Swt dapat membangun integritas diri pekerja agar lebih baik lagi.

3. Memahami hukum tanam tuai

Di dalam kamus dunia, hukum tanam tuai pasti terjadi. Secara sederhananya saja apa pun yang kita tanam pasti kita akan merasakan hasil dari yang kita tanam. Pertanyaannya, apakah mungkin kita meraih hasil yang maksimal jika usahanya biasa-biasa saja? Tentu tidak mungkin, hasil yang maksimal berbanding lurus dengan usaha yang maksimal, semuanya tergantung usaha dan kerja yang kita lakukan.

Dalam kasus hukum ini, Allah Swt telah memotivasi kita di Al Quran. Al Isra (17) ayat 7
Artinya : “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, ….”

4. Membangun persatuan

Dalam membangun sebuah hubungan yang harmoni dalam bekerja, tentu didasari oleh prinsip-prinsip kekeluargaan. Meskipun awalnya berbeda tapi kemudian disatukan dalam satu wadah dan dalam satu visi misi yang sama. Prinsip kekeluargan di sini termuat rasa cinta, rasa sayang, saling menjaga dan saling menghargai, saling mendukung, saling koreksi jika salah dan bersama memberikan yang terbaik untuk mencapai cita-cita bersama.

Ada beberapa tips dalam menjaga hubungan kekeluargaan akan semakin kuat bersatu. Hal ini Allah Swt jelaskan dalam Qs. Al Hujurat (49) ayat 11-12
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Secara singkatnya, supaya tetap bersatu jangan merendahkan satu dengan yang lainnya, jangan berprasangka buruk, jangan mencari-cari keburukkan orang lain dan jangan mengunjing satu dengan yang lainnya. Kalau ini semua tidak ada di perusahaan dijamin pasti perusahaannya semakin maju dan pesat. Tapi untuk ini semua tidak mudah, lagi-lagi kita harus sadar sesadar-sadarnya akan itu semua.

5. Berbuat baik kepada sesama

Layaknya sebuah keluarga, perusahaan adalah rumahnya, semua orang yang berada di rumah adalah keluarga. Maka berbuat baik pun harus dimulai dari keluarga terdahulu. Berbuat baik sesama keluarga adalah bagian dari perintah Allah Swt, hal ini dijelaskan dalam Qs. An Nisa’ (4) ayat 36
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,”

Jangan sampai sesama keluarga tidak saling berbuat baik, justru sesama keluarga harus diutamakan dalam berbuat kebaikan. Berbuat kebaikan di keluarga akan membuat hubungan semakin akrab, melestarikan rasa cinta dan kepekaan untuk saling berbagi dan membantu.

Demikian paparan tulisan ini disampaikan, semoga menambah wawasan kita untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi, dan semoga Allah Swt meridhoi segala aktivitas kita. Amin ya robbal alamin…

Pos terkait