Blogger Kuliner Gaza Memasak Mie Instan Indonesia untuk Anak-anak Pengungsi

Hamada Shaqoura, seorang blogger makanan terkenal dari Gaza menarik perhatian dunia atas upayanya menyediakan makanan matang, sebagian besar dari paket bantuan, kepada anak-anak terlantar di tengah perang yang sedang berlangsung. Ia juga memperlihatkan memasak mie instan buatan Indonesia untuk anak-anak.

Di Instagram miliknya @hamadshoo, ia memasak mie instan keluaran Indonesia sebanyak satu dus dibantu oleh anak-anak pengungsi. Hamada memasaknya dengan kayu bakar dan panci berukuran besar, kemudian setelah matang membagikannya kepada anak-anak. Mereka mengantre menunggu giliran pembagian mie tersebut, kemudian memakannya dengan lahap dan gembira.

Hamada membangun reputasi daringnya sebagai blogger makanan yang bersemangat, berbagi kafe dan restoran di Gaza dan menyoroti warisan kuliner yang kaya di wilayah tersebut. Namun, ketika perang dimulai, Hamada mengalihkan fokusnya ke upaya kemanusiaan, menggunakan platformnya untuk mendukung dan memberi makan anak-anak pengungsi di Gaza.

“Saya awalnya seorang blogger makanan dengan pengalaman sekitar tujuh tahun menampilkan kuliner Gaza yang pernah berkembang pesat. Namun, dalam beberapa bulan saja, hidup saya berubah dari menikmati kuliner Gaza menjadi makanan untuk bertahan hidup dan memasak untuk keluarga pengungsi,” kata Hamada, mengutip wawancaranya dengan The New Arab (TNA).

Postingan sebelumnya menampilkan roti pipih hangat, bungkus berisi isian gurih, dan ayam panggang yang renyah dan berair. Kini feed Instagram-nya telah berubah menjadi video dirinya memasak berbagai makanan menggunakan paket bantuan, termasuk makanan kaleng.

“Saya mendokumentasikan momen-momen ini bukan hanya untuk menunjukkan kepada dunia kenyataan pahit yang kita hadapi, namun untuk menyoroti ketahanan dan kecerdikan kita,” kata Hamada.

Bacaan Lainnya
ri

Ia memaparkan, setiap makanan yang disiapkan dari paket bantuan menceritakan kisah harapan dan tekad. Dengan berbagi cerita ini, Ia ingin memanusiakan perjuangan dan menjaga penderitaan Gaza dalam kesadaran global.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *