Penggemar Kecam Taylor Swift Karena Membisu Mengenai Pembataian Gaza

Taylor Swift

REDAKSI INDONESIA – Taylor Swift dikritik para penggemarnya karena tetap diam ketika Israel melakukan kekejaman terhadap warga sipil di Gaza. Penggemar bintang pop Amerika Serikat itu mendesaknya untuk bersuara mengenai Gaza, seiring dengan tagar ‘All Eyes on Rafah’ yang menghebohkan media sosial.

Fanbase penyanyi berusia 34 tahun ini, yang dikenal sangat aktif secara online, telah memulai hashtag mereka buat sendiri: #SwiftiesForPalestine. Mereka menyerukan Swift untuk memecah keheningannya alias tidak diam membius melihat perang Gaza, di mana lebih dari 36.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh oleh perang Israel yang kejam dan tidak pandang bulu.

Selebriti dikritik karena tidak menyadari kenyataan yang terjadi di Gaza dan zona perang lainnya. Swift dilaporkan telah kehilangan lebih dari 200.000 pengikut di berbagai platform media sosial karena tetap bungkam atas pembunuhan massal di Gaza.

“Taylor Swift, sikap diammu memekakkan telinga dan di saat seperti ini kamu harus angkat bicara!!” kata salah satu pengguna X. Pernyataan bertajuk “Bicara Sekarang, Taylor,” yang hanya ditandatangani “Bebaskan Palestina”, telah beredar di media sosial.

“Bicaralah sekarang, #SwiftiesForPalestine, ada anak-anak yang dibakar hidup-hidup dan dipenggal di Rafah, jadi BICARA SEKARANG TAYLOR,” bunyi pernyataan tersebut.

Pembantaian awal pekan ini yang menyebabkan sedikitnya 45 orang tewas – beberapa di antaranya terbakar hidup-hidup – di sebuah kamp pengungsi di Rafah di Jalur Gaza selatan menyebabkan kemarahan global yang lebih besar terhadap Israel. Pembantaian kedua sehari kemudian menewaskan lebih dari 20 orang di wilayah yang sama.

Bacaan Lainnya
ri

Hal ini mendorong seseorang di Malaysia, untuk membuat gambar hasil kecerdasan buatan (AI) yang menggambarkan sebuah kamp pengungsian luas di tempat yang seharusnya adalah Rafah, dengan judul ‘All Eyes on Rafah’ atau ‘Semua Mata Tertuju ke Rafah’. Gambar tersebut telah dibagikan oleh lebih dari 40 juta orang di seluruh dunia sejauh ini.

Swifties – sebutan bagi para penggemar penyanyi Bad Blood – menggunakan Eras Tour-nya sebagai platform untuk berbicara tentang Gaza, mendorong orang-orang untuk bertukar gelang yang memuat pesan solidaritas untuk Palestina. Eras Tour telah berlangsung sejak Maret tahun lalu dan akan berlanjut hingga Desember tahun ini.

Swift menjadi berita pada bulan Oktober tahun lalu segera ketika perang di Gaza pecah, setelah salah satu pengawalnya yang sedang tur dilaporkan meninggalkan AS untuk bergabung dengan tentara Israel. Pelantun Shake It Off itu sebelumnya pernah dikritik karena bungkam terhadap isu-isu global lainnya.

Meskipun banyak selebritas yang menggunakan platform mereka untuk meningkatkan kesadaran mengenai Palestina dan menyerukan gencatan senjata di Gaza, ada pula selebritas yang menolaknya di tengah iklim sensorik di AS khususnya, atau menyatakan dukungannya kepada Israel.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *