Rapat Pleno Dewan Adat Bamus Betawi, Eki Pitung: “Bamus Betawi sudah Selesai”

REDAKSIINDONESIA.ID, JAKARTA – Usai menggelar Forum Group Discussion(FGD) dengan Ditjen Otda Kemendagri, siang harinya Badan Musyawarah Bamus Betawi langsung mengadakan rapat pleno di lokasi yang sama dengan acara FGD di lt.7, Yuan Garden Hotel, Jakarta Pusat, Senin (27/5).

Rapat pleno terebut bertujuan untuk memperluas fungsi, kewenangan dan kinerja dari Bamus Betawi sendiri yang telah di proses secara hukum sebagai suatu lembaga adat/dewan adat untuk menjalankan fungsi UU DKJ Nomor 2 Tahun 2024.

Ketua Umum Bamus Betawi, Eki Pitung menyambut bahagia atas pencapaian yang dilakukan Bamus Betawi dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai suatu lembaga yang menaungi organisasi-organisai kemasyarakatan Betawi dan melibatkan mereka dalam pengambil keputusan besar di rapat pleno ini.

Lelaki yang identik dengan peci merah (Eki) itu mengungkapkan bahwa saat ini Bamus Betawi telah berproses menjadi Dewan Adat/Lembaga Adat Badan Musyawarah Betawi.

“Hari ini Bamus Betawi telah selesai, maksudnya DPP Bamus Betawi sudah selesai dengan diakui oleh seluruh stakeholder Pemerintah Provinsi DKJ dan dalam proses menjadi Dewan Adat Bamus Betawi,” ungkap Eky yang diikuti dengan sorakan dari peserta rapat.

Eki Pitung yang terpilih menjadi Ketum Bamus Betawi periode 2023-2028 itu mengatakan bahwa sekarang masyarakat Betawi dapat berbangga diri atas perjuangan yang dilakukan oleh Bamus Betawi selama ini. Dirinya juga mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya orang-orang Betawi untuk bersama-sama bergandeng tangan dalam mempersiapkan diri agar menjadikan Jakarta sebagai kota global dan pusat ekonomi.

Bacaan Lainnya
ri

“Sudah saatnya kita berbangga diri karena bisa lebih mengambil peran penting dalam pengembangan daerah kita yang merupakan hasil perjuangan dari para leluhur kita. Saya mengajak semua Abang, Mpok, Ncang, Ncing, Nyak, dan Babeh untuk bergandeng tangan mengembangkan Jakarte menjadi pembicaraan di kanca internasional, khususnya Kebudayaan Betawi harus diakui dunia menjadi salah satu budi luhur bangsa,” katanya dengan penuh bangga.

Lelaki yang memiliki nama asli Muhammad Rizky itu menjelaskan bahwa sebagai lembaga adat/dewan adat Bamus Betawi sudah seyogyanya dilakukan perluasan dan pengembangan fungsi didalam internal Bamus Betawi. Hal ini membuktikan bahwa roda organisasi berjalan dengan baik.

“Atas perjuangan yang telah dilakukan oleh Bamus Betawi selama ini dengan pencapaian yang telah diperoleh saat ini, itu merupakan bukti  yang tak terbantahkan bahwa roda organisasi berjalan dengan baik. Hendaknya kita tidak perlu juga alergi dengan politik jika ingin mengubah Jakarte menjadi kota global,” jelasnya.

Eki yang baru saja mendapatkan pengahargaan Global Asean Award 2024 di Kuala Lumpur Malaysia beberapa hari lalu itu mengungkapkan ada beberapa hal yang harus diperluas dan dikembangkan dalam implementasi UU DKJ agar berjalan dengan lancar.

“Pencapaian yang luar biasa yang telah kita lakukan selama ini, namun ada beberapa bagian yang menjadi perhatian penting kita dalam perluasan roda organisasi agar berjalan beriringan dengan amanah UU tersebut,” pungkasnya.

Seluruh pengurus, anggota dan organisasi pendukung Bamus Betawi meyakini apa yang telah mereka lakukan selama ini bukan semata hanya untuk kepentingan pribadi atau golongan, melainkan sebagai persembahan bagi para leluhur mereka dan warisan bagi anak cucu seluruh masyarakat Betawi yang dirasa belum merata dalam menikmati hasil di wilayah sendiri selama puluhan tahun menjadi ibukota.

Eki juga berpesan kepada seluruh anggota agar tidak pernah kendor dalam memperjuangkan Jakarta yang merupakan tanah kelahiran orang Betawi.

“Ini merupakan sejarah bagi Bamus Betawi dalam perjalanan awal berdirinya mulai dari 1982. Ingat perjuangan kita masih panjang, untuk itu kita harus tetap fokus dalam merealisasikannya. Ini awal dari bukti nyata Kebudayaan Betawi akan go Internasional,” pesannya.

Rapat pleno perdana tersebut berjalan dengan lancar dan khimad. Tak sedikit dari mereka mengucapkan syukur atas torehan sejarah baru bagi orang Betawi. Semua ormas pendukung Bamus Betawi yang telah berproses jadi Dewan Adat/Lembaga Adat bersorak suka cita dan mengakui Bamus Betawi dibawah kepemimpinan Eki Pitung telah membawa kemaselatan masyarakat Betawi menjadi lebih baik.

“Selama puluhan tahun saya bergabung dalam Bamus Betawi, baru kali ini saya melihat dan merasakan dengan jelas Bamus Betawi bukan sekedar memberikan angin segar doang tanpa adanya bukti nyata. Tapi kali ini dibawah roda kepemimpinan Bang Eki, kita semua merasakan bahwa kinerja Bamus Betawi terlihat nyata dengan terobosan yang dilakukan terus menerus melalui pencapaiannya. Salut untuk Bang Eki dan seluruh pengurus Bamus Betawi. Kita akan terus mengawal UU DKJ agar berjalan lancar,” ungkapan dari beberapa peserta ormas pendukung yang hadir pada rapat pleno.

Dihadiri oleh seluruh jajaran Pengurus Bamus Betawi, Majelis Adat Bamus Betawi, Pengurus Otonom Laskar Adat Betawi, Pengurus Otonom Mpok None, dan perwakilan dari organisasi-organisasi pendukung Bamus Betawi, rapat itu menghasilkan beberapa putusan dalam perubahan dan penambahan pengurus Dewan Adat/Lembaga Adat Bamus Betawi, seperti pergantian dan penambahan pengurus dalam perluasan organisasi untuk lebih mempermudah pengembangan fungsinya.

Perubahan dan peluasan pengurus meliputi, mendaulatkan Rosan Perkasa Roeslani sebagai Ketua Dewan Pembina, Dr. Abdul Aziz Khafiah sebagai Wakil Ketua Umum III Bidang Sosial dan Agama menggantikan H. Toto Sudiarto, Erwin Al Jakartati dari Wasekjen menjadi Ketua OKK, Acep Edy Setiawan diangkat sebagai Wasekjen, Mahdi Sueb menjadi salah satu Wakil Ketua. Dan SK Panitia Raker yang dipimpin oleh Wakil Ketua I H. Amirudin A. Ralli melalui pleno ini dicabut dan menunjuk Erwin Al Jakartati sebagai Ketua Raker DPP Bamus Betawi.

Sebagi informasi, terkait Pelestarian Kebudayaan Betawi sendiri telah diatur dalam Perda Nomor 4 Tahun 2015 dan Pergub Nomor 229 Tahun 2016. Saat ini Dewan Adat/Lembaga Adat masuk dalam Pasal 31, UU DKJ Nomor 2 Tahun 2024 untuk pelestarian dan pengembangan kebudayaan di Daerah Khusus Jakarta.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *