Sosial Media Penuh Dengan Hatespeech Ke KPU dan Bawaslu, Fauzan Ohorella: Stop Provokasi Rakyat Dengan Hasil Pemilu

Kornas AMMI

REDAKSI INDONESIA – Pemilu atau pesta demokrasi pemilihan presiden-wakil presiden hingga legislatif tingkat pusat sampai kabupaten/kota sejatinya telah usai, pasca pencoblosan 14 Februari 2024. Namun, ujaran kebencian dan berita hoaks masih ramai di kanal sosial media sampai sebabkan polusi digital.

Fauzan Ohorella Ketua Umum Aspirasi Milenial Maluku Indonesia (AMMI), menyayangkan sikap netizen pendukung yang masih merasa terdzolimi akibat kekalahan dari pasangan capres-cawapres mereka yang belum beruntung.

Menurutnya, ketidakpuasan ini menunjukan wujud ketidakdewasaan para pendukung dalam menerima hasil dari pesta demokrasi pemilu 2024.

“Ya kita bisa lihat di sosmed seperti X dan instagram, yang penuh dengan ujaran kebencian dan berita hoaks terhadap lembaga KPU dan Bawaslu RI. Itu apa, kalau bukan tidak dewasa.” Ujarnya

Dia menambahkan lagi, bahwa korban dari ketidakpuasaan para pendukung itu bukan hanya menyasar pada KPU dan Bawaslu RI, tetapi juga aparat seperti TNI-Polri. Padahal, menurut aktivis muslim Maluku itu, bahwa narasi seperti ini hanya menambah keterbelahan sosial di tengah masyarakat dan harus di sudahi sebelum terjadi chaos antar anak bangsa.

“Polri pun akhirnya terkena imbas kebuasan para pendukung yang tidak puas dengan hasil pemilu. Lebih bahaya lagi, akan terjadi penurunan ketidak percayaan publik terhadap polri. Inikan sudah gak sehat namanya.” Tegas pendiri AlMulk Indonesia

Bacaan Lainnya
ri

Selain itu, dia meminta agar DPR dan Pemerintah lebih fokus pada harga-harga pangan yang masih belum stabil di pasar-pasar saat ini. Khawatirnya, jangan sampai akibat ketidakdewasaan sekelompok elit, akhirnya mengorbankan jutaan rakyat karena ambisi mereka.

“Sedikit lagi kita akan masuk bulan ramadhan 1445 H, lebih mulia jika DPR dan Pemerintah untuk fokus dalam mencari solusi agar harga-harga pangan di pasar bisa stabil kembali. Jangan karena akomodir kepentingan sekelompok elit lalu buat jutaan rakyat jadi kesusahan.”

Sebagai penutup, dia juga mendesak polri untuk tidak segan menindak siapapun yang melakukan provokasi kepada rakyat dengan ujaran kebencian atau berita hoaks hasil pemilu. Sebab, kata dia pemilu 2024 akan lebih ekstrim di bandingkan pemilu sebelumnya, jika tidak ada upaya preventif dan preemtif yang maksimal.

“Intinya kita dukung penuh polri agar tindak siapapun yang membuat provokasi dengan cara menebar ujaran kebencian dan berita hoaks soal hasil pemilu 2024. NKRI terlalu besar untuk digadaikan hanya demi sekelompok orang yang tidak puas dan dewasa”{.}

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *