Refleksi Nisfu Sya’ban 1445 H: Merajut Kembali Ukhuwah Islamiyah

Dr. H. Heri Solehudin Atmawidjaja.

“Allahumma bariklana fi Rajaba wa Sha’ban wa ballighna Ramadhan.” (Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadan)

REDAKSIINDONESIA.ID – Nisfu Sya’ban, yang juga dikenal sebagai Malam Nisfu Sya’ban atau Malam Pertengahan Bulan Sya’ban, adalah momen penting dalam Kalender Islam yang sering kali diperingati dengan berbagai amalan dan doa. Diantara umat muslim, terdapat beragam keyakinan dan praktik yang terkait dengan malam ini, yang terutama diisi dengan doa, dzikir, dan refleksi spiritual.

Mengenali Nisfu Sya’ban

Nisfu Sya’ban jatuh pada pertengahan bulan Sya’ban dalam kalender Hijriyah dua minggu sebelum bulan Ramadhan dimulai. Malam ini dipandang sebagai waktu yang istimewa dimana Tuhan mengampuni hamba-Nya dan menetapkan takdir untuk tahun yang akan datang. Nisfu Sya’ban adalah malam yang diyakini sebagai waktu yang sangat proporsional untuk memohon ampunan dari Allah SWT. Ini adalah kesempatan bagi umat muslim untuk merenungkan dosa-dosa mereka, memperbaiki hubungan dengan Allah, dan memohon keberkahan serta ampunanNya.

Terdapat beberapa hadist yang disebutkan terkait dengan Nisfu Sya’ban. Namun, perlu dicatat bahwa sebagian ulama menyatakan bahwa hadist-hadist tersebut memiliki derajat kelemahan dalam sanad (rantai perawi) atau matan (isi) hadistnya. Meskipun demikian, beberapa ulama memperbolehkan amalan-amalan yang baik dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam pada malam Nisfu Sya’ban berdasarkan hadis-hadis tersebut.

Dalam hadis riwayat Abu Musa al-Ash’ari R.A. Rasulullah SAW bersabda : “Allah memandang kepada hamba-hamba-Nya pada malam Nisfu Sya’ban dan mengampuni semua hamba-Nya kecuali dua orang; seorang musyrik dan seorang yang bermusuhan dengan saudaranya.”

Bacaan Lainnya
ri

Meskipun hadist-hadist seperti ini terkadang dipertanyakan keabsahannya, sebagian ulama menyatakan bahwa amalan-amalan baik seperti shalat, dzikir, dan doa pada malam Nisfu Sya’ban dapat menjadi kesempatan baik untuk memperbanyak ibadah dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Mereka menyarankan untuk memperbanyak amalan kebaikan pada malam tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap potensi keistimewaan malam tersebut, sebagaimana amalan-amalan lainnya yang dianjurkan dalam agama Islam.

Selain itu Nisfu Sya’ban juga merupakan waktu yang cocok untuk merenungkan takdir dan nasib yang telah ditentukan Allah SWT bagi setiap manusia. Ini mengingatkan kita bahwa kita harus selalu berupaya untuk memperbaiki diri, tetapi pada akhirnya, keputusan tertinggi ada pada-Nya. Selama malam Nisfu Sya’ban, umat muslim cenderung berkumpul di masjid atau di rumah untuk melaksanakan ibadah bersama, seperti sholat malam, dzikir, dan membaca Al-Quran. Ini menggarisbawahi pentingnya persaudaraan dalam agama Islam dan kekuatan yang timbul dari doa dan ibadah bersama. Peringatan Nisfu Sya’ban juga merupakan waktu dimana umat muslim saling bertemu, berbagi kebahagiaan, dan memperkuat jalinan sosial. Hal ini membantu menjaga harmoni dan kebersamaan dalam masyarakat muslim.

Hubungan Sosial dan Solidaritas

Dalam konteks hubungan sosial setelah Pesta Demokrasi lima tahunan Pemilu mungkin diantara kita, saudara, tetangga terjadi perbedaan pilihan politik yang mungkin membuat sedikit gesekan antara sesama muslim. Peringatan Nisfu Sya’ban menjadi momen untuk saling merajut kembali hubungan baik dan silaturahim antar sesama muslim yang mungkin dalam beberapa waktu terakhir agak terganggu, membersihkan hati dari dendam serta prasangka yang mungkin telah terbawa karena gesekan persoalan politik praktis. Dalam suasana yang penuh dengan kasih sayang dan kebaikan, umat muslim dapat mempererat tali persaudaraan, sehingga tercipta lingkungan sosial yang harmonis dan penuh dengan cinta kasih.

Selain itu, kegiatan sosial seperti memberikan sedekah kepada fakir miskin dan kaum duafa juga sering kali menjadi bagian dari perayaan Nisfu Sya’ban. Hal ini mencerminkan nilai-nilai kemurahan hati dan kepedulian sosial yang diajarkan dalam ajaran Islam. Dengan berbagi kebahagiaan dan rezeki kepada sesama, umat muslim tidak hanya meningkatkan rasa solidaritas, tetapi juga membantu meringankan beban hidup bagi mereka yang membutuhkan.

Lebih dari sekadar ibadah ritual, peringatan Nisfu Sya’ban mengajarkan umat muslim untuk menjadi individu yang peduli, penuh kasih, dan bertanggung jawab dalam masyarakat. Ini adalah saat yang tepat untuk merefleksikan nilai-nilai moral dan etika Islam dalam kehidupan sehari-hari, serta mengamalkannya dengan tulus dan ikhlas. Dengan memperkuat jalinan sosial dan menjaga harmoni di antara sesama umat muslim, peringatan Nisfu Sya’ban menjadi lebih dari sekadar momen keagamaan. Ia menjadi momentum untuk membangun komunitas yang kuat, berempati, dan penuh kasih, yang menjadi landasan bagi kemajuan dan keberhasilan bersama. Semoga peringatan Nisfu Sya’ban selalu memberikan inspirasi bagi umat muslim untuk terus berbuat kebaikan dan menguatkan ikatan persaudaraan dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.

Dalam kesibukan kehidupan sehari-hari, seringkali sulit untuk mempertahankan koneksi spiritual dengan Allah. Malam Nisfu Sya’ban menawarkan kesempatan untuk memperdalam hubungan spiritual melalui ibadah dan introspeksi diri. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk merenungkan, memperbaiki diri, memperdalam koneksi spiritual, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Semoga kita dapat meraih manfaat dan berkah dari malam Nisfu Sya’ban ini. Wallahu a’lam bimurodi.

 

Penulis : Dr. H. Heri Solehudin Atmawidjaja (Pemerhati Sosial Politik dan Dosen Pascasarjana Uhamka Jakarta, Direktur Heri Solehudin Center, Wakil Ketua PDM Kota Depok).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *