Boikot Produk Israel, Ekonom: Indonesia Bisa Buat Central Boycott Office

Direktur Ideas Yusuf Wibisono

REDAKSI INDONESIA – Institute For Demographic and Poverty Studies (Ideas) menilai aksi boikot dari aksi solidaritas terhadap Palestina menjadi hal penting. Sebagai negara Islam terbesar di dunia, Indonesia dapat melakukan inisiatif strategis yang kongkret dalam membantu perjuangan rakyat Palestina melawan penjajahan Israel.

Direktur Ideas Yusuf Wibisono mengatakan langkah-langkah kecil ini akan membesar ketika ekspektasi publik global terbentuk boikot diikuti banyak pihak. Meski bermula dari langkah kecil, tapi konsistensi dan persistensi akan membuat boikot berdampak signifikan dalam melawan kolonisasi, penjajahan dan apartheid yang dilakukan Israel di Palestina.

“Sebagai negara Islam terbesar di dunia, Indonesia dapat melakukan inisiatif strategis yang konkret, katakanlah dengan mendirikan central boycott office,” ujar Yusuf ketika dihubungi Republika, Rabu (1/11/2023).

Yusuf menyebut aksi boikot menjadi krusial bagi pengelola dan aktivis pro-boikot untuk menyampaikan pesan-pesan boikot berbasis nilai-nilai universal. Hal itu agar boikot kepada Israel ini menjadi gerakan global, tidak bernuansa agama atau wilayah tertentu saja. Sedangkan biaya yang ditanggung konsumen ditentukan oleh preferensi mereka terhadap produk yang diboikot dan akses mereka terhadap produk substitusi.

“Maka menjadi penting dalam jangka pendek berfokus pada beberapa produk prioritas yang akan diboikot sebagai representasi boikot (partial boycott). Saat yang sama, harus ada upaya sistematis untuk memproduksi barang-barang substitusi dari produk yang diboikot. Adapun langkah-langkah perintis yang konsisten, dibutuhkan pengelola boikot yang bekerja secara persisten,” ucapnya.

Bacaan Lainnya
ri

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *