Tingkatkan Kualitas Daya Jual Masyarakat, Mahasiswa UMM Bawa Semangat Digitalisasi ke Pengrajin Bambu Pamotan

Foto/ist

REDAKSI INDONESIA – Pamotan, sebuah desa kecil yang terletak di Kecamatan Dampit, Malang, Jawa Timur terkenal dengan kerajinan bambunya yang indah dan kreatif. Namun, seperti banyak desa di seluruh Indonesia, tantangan besar adalah menjembatani kerajinan tradisional ini di era digital.

Untungnya, ada sinar harapan yang datang dari Universitas Muhammadiyah Malang, dalam bentuk Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa dari angkatan 2021 Program Studi Hubungan Internasional.

Mereka terdiri dari kelompok 98 gelombang 1 beranggota Rennatha Pradhesty Kusumawardany (20211360311309), Raihan Imtiyas Achmad (202110360311311), Aurriel Raihan Effendi(202110360311310), Efrydiaz Ferintona (202110360311058) dan I Gusti Agung Istiena Vira Septiari (20210360311322) dengan dosen pendamping Bapak Havidz Ageng Prakoso, S.IP, M. A yang telah memberikan pendampingan dan pengembangan berharga bagi kerajinan bambu di desa ini.

Kerajinan bambu, seperti kerajinan jaranan, tempat nasi (wakul), tempeh, dan kipas bambu, telah menjadi identitas khas Desa Pamotan. Namun, untuk menghadapi tantangan zaman.

Mahasiswa pengabdian masyarakat telah berkolaborasi dengan karang taruna, pengrajin bambu, dan perangkat desa setempat untuk membawa semangat digitalisasi melalui sebuah seminar yang bertema “Digitalisasi Industri 4.0.”

Dalam seminar ini, masyarakat diajak untuk memahami potensi besar yang ada dalam era digital. Salah satu hasilnya adalah pengenalan platform jual beli online, seperti Shopee, Tokopedia, dan Alibaba.

Bacaan Lainnya
ri

Seminar tersebut menggandeng karang taruna, diharapkan yang muda juga berkontribusi aktif untuk transisi pemasaran produk lokal yang ada di desa Pamotan, Dampit.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan produk-produk kerajinan bambu dari Desa Pamotan akan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat yang lebih luas. Penting untuk diingat bahwa pengabdian mahasiswa ini bukan sekadar upaya akademis semata. Ini adalah upaya nyata untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dan menjaga warisan budaya.

Melalui pembelajaran digitalisasi dan ekspansi online, Pamotan telah memasuki dunia global tanpa meninggalkan akar budayanya. Selain memberikan wawasan baru, mahasiswa juga membantu dalam hal manajemen bisnis, branding, dan strategi pemasaran.

Diketahui semua ini bertujuan agar para pengrajin bambu dapat mempromosikan produk mereka dengan lebih baik dan menjalankan bisnis mereka dengan lebih efisien yang nantinya dapat menjadi tambahan sumber penghasilan serta melestarikan kerajinan tangan berbahan dasar bambu agar tidak tergantikan oleh produk yang lebih modern.

Seminar “Digitalisasi Industri 4.0” ini adalah langkah yang sangat positif dalam mengintegrasikan teknologi modern dengan kekayaan tradisional Desa Pamotan. Dengan pengenalan platform online seperti Shopee, Tokopedia, dan Alibaba, produk-produk unik dari desa ini sekarang memiliki peluang untuk tampil di panggung global.

Dengan melalui semangat kolaborasi antara mahasiswa pengabdian masyarakat, karang taruna, pengrajin bambu, dan perangkat desa. Tidak hanya seminar namun kami juga mengajarkan bahwa pengambilan gambar dan editing merupakan proses yang penting dalam menarik konsumen dalam belanja online.

Pamotan telah mengukir sebuah kisah inspiratif tentang bagaimana teknologi dapat mendukung keberlanjutan budaya dan ekonomi lokal. Dalam era yang terus berubah, Desa Pamotan melangkah maju menuju masa depan yang cerah, tetapi tetap setia pada akarnya yang kaya dalam seni kerajinan bambu. (***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *