BEM Nusantara: Kembalikan Integritas MK, Tolak Politik Dinasti

Peserta aksi BEM Nusantara melakukan aksi menyilang foto dari Presiden Joko Widodo, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, serta Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman.

REDAKSI INDONESIA – Sejumlah mahasiswa dari BEM Nusantara DIY menggelar aksi di Tugu Golong Gilig, Kota Jogja, Jumat (27/10) sore. Selain orasi-orasi, mahasiswa juga melakukan aksi teatrikal serta pembacaan puisi.

Massa aksi demontrasi mahasiswa juga melakukan aksi menyilang foto dari Presiden Joko Widodo, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, serta Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman.

“Ini bentuk kekecewaan kami dari rezim saat ini,” jelas Koordinator Daerah BEM Nasional DIY, Arya Dwi Prayitno kepada wartawan, Jumat (28/10/2023).

Arya mengatakan pihaknya menilai putusan MK soal batas usia Capres-Cawapres telah melukai marwah demokrasi. Lantaran putusan MK tersebut memuluskan Gibran menjadi cawapres Prabowo Subianto.

Ditambah lagi dengan putusan tersebut disinyalir ada politik dinasti yang dipraktekan Jokowi. Mengingat adanya hubungan keluarga dari Jokowi, Gibran, serta Anwar Usman.

“Kami mengecam dan mengutuk keras segala bentuk praktek-praktek politik dinasti, yang itu buruk bahkan keji bagi proses demokrasi di Indonesia,” terangnya.

Bacaan Lainnya
ri

Dalam aksi ini, BEM Nusantara DIY menyuarakan beberapa tuntutan. Antara lain menuntut pemerintah untuk mengembalikan integritas MK atau mereposisi MK sebagai lembaga negera yang memiliki integritas.

Kedua kami menolak dan melawan segala bentuk politik dinasti. Ketiga kami menuntut untuk mencopot Ketua MK, karena MK hari ini tidak lagi berdaulat dan berintegritas. Karena kekuasaan yang diberikan kepada mereka yang memiliki relasi kuasa dan hubungan keluarga,” lanjut Arya.

Apabila dengan aksi ini Pemerintah Pusat tak mampu menginterupsi terkait putusan MK ini, Arya mengungkapkan, bukan tidak mungkin akan ada aksi yang lebih besar di berbagai daerah di Indonesia.

“Mungkin akan dilakukan perlawanan-perlawanan yang jauh lebih masif dan eskalasi yang jauh lebih besar, gelombang pergerakan di daerah lain,” tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *