Bahas Peran Perempuan Dalam Politik, LS Vinus Gelar Diskusi dengan Bacaleg DPR RI Dapil Bogor

LS Vinus gelar diskusi bersama bacaleg perempuan DPR RI dapil Bogor. (Foto: Istimewa)

BOGOR – Lembaga Studi Visi Nusantara (LS-Vinus) menggelar diskusi bersama calon anggota legislatif (bacaleg) DPR RI.

Diskusi tersebut digelar di Sekretariat LS-Vinus di komplek Perumahan Bumi Cibinong Endah, Kelurahan Sukahati, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.

Turut hadir juga dua bacaleg DPR RI dapil V Kabupaten Bogor yakni Jora Nilam Judge dari Partai NasDem dan R Roro Tri Ponningsih dari Partai Demokrat.

Diskusi tersebut bertemakan “Para Srikandi Berebut Kursi di Dapil Ngeri” yang isinya membahas peran kaum perempuan dalam berkontestasi di dunia politik.

Ketua Yayasan Visi Nusantara Maju, Yusfitriadi mengatakan, diskusi ini digelar sebagai bentuk konsistensi LS Vinus untuk mengedukasi masyarakat jelang pesta demokrasi 2024 mendatang.

Sebab, ia meninal terkadang partai politik hanya memasukkan bacaleg perempuan hanya sebagai pelengkap untuk memenuhi kuota agar memenuhi persyaratan.

Bacaan Lainnya
ri

“Itu yang sering saya dengar di partai politik, sehingga tidak sedikit partai politik pontang-panting nyari kader perempuan,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (20/9/2023).

Dengan begitu, ia menilai, secara otomatis partai politik terkesan asal-asalan dalam mencari kandidat bacaleg.

Padahal, kata dia, kaum perempuan pun memiliki potensi yang besar untuk membangun bangsa ini, tak melulu harus laki-laki.

Bahkan ia menilai keseriusan partai politik untuk mengusung kaum perempuan menjadi anggota legislatif pun belum sepenuhnya terjadi.

“Saya melihat seperti itu, parpol itu tidak banyak yang menjadikan perempuan sebagai dalam tanda kutip calon jadilah, buktinya perempuan yang nomor urut 1 itu cuma dua, yang lain engga ada,” katanya.

Ia menjelaskan, yang menjadi permasalahan saat ini bukanlah karena kemampuan perempuan berada di bawah laki-laki, akan tetapi kekuasaan lah yang menentukan semua itu.

Ia menjelaskan, yang menjadi permasalahan saat ini bukanlah karena kemampuan perempuan berada di bawah laki-laki, akan tetapi kekuasaan lah yang menentukan semua itu.

“Kekuasaan yang memaksakan mereka untuk tidak memprioritaskan perempuan. Kenapa kekuasaan? Karena memang dianggap perempuan itu tidak gesit, tidak, all out, kalau pada aspek materi, memang yang manggung sekarang semua punya materinya? Engga juga,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *