Pesan Menpora Dito Kepada Peserta Indonesia di Jambore Pramuka Dunia ke-23 Korsel: Tetap Semangat dan Jadi Inspirasi

Jakart – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo melakukan komunikasi dengan kontingen Indonesia melalai virtual yang ikut Jambore Pramuka Dunia ke-23 Korea Selatan, Senin (7/8).

Menpora berbincang dengan perwakilan kontingen Indonesia, Antania Dyah Apsari. Kepada remaja 17 tahun itu yang karib disapa Tania itu, Menpora Dito mengonfirmasi kabar burung yang beredar perihal penyelenggaraan jambore tersebut. Konon penyelenggaraan jambore yang diikuti 158 negara itu tidak maksimal dan berdampak pada kontingen Indonesia.

“Kami dapat banyak berita bersliweran tentang di sana penyelenggaraannya kurang. Banyak yang pingsan karena cuaca panas. Apakah benar demikian Tania?” tanya Menpora Dito.

Tania lantas menyampaikan garis besar kegiatan Jambore Pramuka Sedunia yang berlangsung tanggal 1 hingga 12 Agustus 2023. Dia mengakui bila benar terjadi cuaca panas, dengan suhu maksimal 38 derajat. Namun yang terjadi pada kontingen Indonesia tidak seperti yang banyak diberitakan media massa.

“Sejauh ini teman-teman saya cukup kuat. Ada satu-dua orang yang jatuh sakit, tetapi tidak terlalu parah, hanya capek. Gejala flu, mungkin karena kekurangan air,” beber Tania.

Dara yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA itu pun menyatakan panitia penyelenggara jambore begitu peduli dengan para peserta, termasuk kontingen Indonesia. Dalam antisipasi dampak cuaca panas misalnya, panitia menyediakan ice cube dan air minum yang memadai. Makanannya pun tercukupi malahan terbilang banyak.

Bacaan Lainnya
ri

“Saking banyaknya bahkan sampai banyak yang enggak kemakan,” sebut Tania. “Bahkan ada keran yang bisa langsung diminum,” sambungnya.

Tania menyatakan kontingen Indonesia terbilang mampu bertahan dalam cuaca panas yang tengah melanda bila dibandingkan dengan kontingen negara lain. Hal ini salah satunya dikarenakan cuaca di sana saat ini seperti yang sudah biasa dialami di Indonesia.

Mendengar pemaparan Tania, Menpora Dito lantas menyampaikan kebanggaannya pada kontingen Indonesia. Lantaran memiliki jiwa survival yang lebih unggul dibandingkan kontingen negara lain.

Namun begitu Menpora berpesan kepada Tania dan kontingen Indonesia secara keseluruhan untuk saling membantu satu sama lain. Bukan hanya pada rekan sesama negara, melainkan juga rekan Pramuka dari negara lain.

“Pesan saya kalian sesama peserta harus saling tolong-menolong, baik teman senegara sendiri atau negara lain. Jangan gagah-gagahan,” kata Menpora Dito.

Kontingen Indonesia juga diminta tidak malu dan gengsi meminta pertolongan apabila memang diperlukan. Yaitu dengan menyampaikan kepada pembina dan pengawas yang ada di sana.

“Kami di sini dari Kemenpora selalu memonitor bagaimana perkembangan kontingen Indonesia di sana. Semoga semua kontingen indonesia ini bisa menjadi inspirasi pemuda-pemudi tangguh Indonesia,” tegas Menpora Dito. (ed)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *