Rieke Minta Dukungan Komnas HAM Perangi Perdagangan Orang

Redaksi Indonesia – Aktivis perempuan Rieke Diah Pitaloka meminta dukungan Komnas HAM untuk memerangi dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Salah satu kasus yang dibawanya adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI) Dede Asiah (DA), yang terindikasi menjadi korban.

Rieke menjelaskan, kedatangannya ke Komnas HAM sekaligus sebagai rangkaian peringatan Hari Anti TPPO Internasional, 30 Juli. “Saya dampingi suami dari Dede Asiah,” katanya di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (31/7/2023).

Anggota DPR RI ini menambahkan, kedatangan mereka disambut baik. Buktinya, dukungan penuh dari Komnas HAM pun telah dikantonginya.

“Bagaimana bu Dede Asiah yang menjadi korban perdagangan orang bisa dipulangkan ke Indonesia. Bu Dede Asiah ini berangkat dari tahun 2022,” ujarnya.

Saat ini, pihak Kementerian Luar Negeri, khususnya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus, Suriah tengah mengupayakan pemulangan DA. “Sudah bisa dievakuasi dari rumah majikan dan sekarang posisinya ada di KBRI Suriah,” ucapnya.

Selain Komnas HAM, dan Kemenlu RI, tambah Rieke, dukungan penyelesaian kasus DA juga datang dari Menkopolhukam Mahfud Md. Dukungan Mahfud tersebut berbuah kasus dugaan TPPO yang dilaporkan keluarga DA, terus berlanjut hingga kini.

Bacaan Lainnya
ri

“Pihak keluarga yang tadinya ditekan untuk mencabut laporan di Polres, sekarang sudah bisa melanjutkan pengaduan. Pelakunya sudah ditetapkan sebagai tersangka, pelakunya berasal dari Subang (Jawa Barat),” katanya.

Ia menjelaskan, kedatangan ke Komnas HAM untuk meminta pengawalan kasus tersebut, hingga pelaku dihukum berat, jika terbukti bersalah. “Agar proses hukum ada pelaku di dalam negeri bisa tertangkap, karena sekali berhenti, maka kemudian itu akan terulang lagi,” ujarnya.

Video DA yang mengaku dijual oleh agen penyalur ke Suriah senilai 12 ribu Dolar AS, viral pada awal April 2023 lalu. Wanita asal Karawang, Jawa Barat ini mulanya dijanjikan bekerja di Turki, dengan gaji 600 Dolar AS per bulan.

Namun, sesampainya di Istambul, Turki, DA malah ‘dibuang’ ke Suriah. “Majikan saya bilang kalau saya harus kerja di sini (Suriah) empat tahun karena saya ini mahal, 12 ribu Dolar,” ucap DA.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *