Membina Karakter, Membangun Peradaban Dunia

Rozi, S.Sos., M.A Dosen Agama Islam UBB/Sekretaris Bidang Teritorial MD KAHMI Kota Pangkalpinang.

Oleh: Rozi, Dosen Agama Islam UBB

“Education doesn’t change the world. Education changes people. People change the world”

Sengaja saya mulai tulisan ini dengan mengutip statement dari Paulo Freire di atas tentang pendidikan. Hemat saya, statement tersebut sangat penting dipahami oleh mereka yang memilih menjadi seorang pendidik.

Berangkat dari statement itu setidaknya kita disadarkan bahwa pendidikan sejatinya bukanlah untuk mengubah dunia. Akan tetapi, pendidikan diwujudkan untuk membina karakter manusia. Kemudian, manusia tersebutlah yang akan mengubah dunia. Sederhananya, seorang pendidik ditugaskan untuk membina karakter peserta didiknya. Sehingga mereka memiliki karakter yang baik dan diharapkan berdampak baik dengan lingkungan sekitarnya.

Adapun contoh konkret yang dapat kita jadikan sebagai role model berhasilnya pembinaan karakter melalui pendidikan adalah Nabi Muhammad SAW. Seksama kita pahami bahwa Allah SWT Yang Maha Pemilik Alam Semesta, bisa saja menjadikan dunia ini selalu dalam tatanan keindahan. Akan tetapi demikian itu tidaklah dilakukan-Nya. Dia lebih memilih untuk membina karakter seseorang (Nabi Muhammad SAW) guna membangun peradaban dunia.

Pendidikan yang didapatkan Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT adalah penyempurnaan karakter (baca: akhlak). Sehingga Nabi Muhammad SAW memiliki karakter yang sangat baik. Sampai-sampai Allah SWT memuji keagungan karakternya, yang diabadikan dalam Surah Al-Qolam ayat ke-4: “Wa innaka la’ala Khuluqin ‘Adziim”, yang artinya: “Dan sesungguhnya pada dirimu (Muhammad SAW) benar-benar memiliki akhlak yang mulia (berbudi pekerti yang luhur)”.

Bacaan Lainnya
ri

Tidak hanya sampai di situ, kemuliaan karakter Nabi Muhammad SAW, mampu menghipnotis pandangan dunia.

Seorang Michael H. Hart sampai menjadikannya sebagai orang nomor satu yang mampu mengguncangkan peradaban dunia dalam karyanya yang berjudul “The 100, a Rangking of the Most Influential Persons in History”. Adapun alasan dirinya menjadikan Nabi Muhammad SAW menjadi yang pertama, karena memilik karakter yang baik (seperti: kepekaan sosial yang tinggi, berintegritas, jujur, dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, agaknya tidak berlebihan jika penulis mengatakan bahwa membina karakter seseorang adalah langkah yang tepat untuk membangun peradaban dunia. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Yang Maha Memiliki Alam Semesta yaitu Allah SWT. Yang mana DIA telah mendidik Nabi Muhammad SAW dengan menanamkan karakter atau akhlak yang baik. Sehingga dengan kehadiran dan terutusnya Nabi Muhammad di tengah carut marutnya masyarakat kala itu, mampu mengubah tatanan yang awalnya buruk menjadi pola kehidupan yang lebih baik. Maka wajarlah, hal ini selaras dengan sabda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana sabdanya, “Innama bu’istu liutammima makaarimal Akhlaq”, artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan atau membina karakter (baca: akhlak) manusia agar lebih baik (mulia)”.

Berangkat dari demikian itu, penulis menyimpulkan bahwa jika dunia ini dipenuhi oleh sumber daya manusia (SDM) yang memiliki karakter yang baik. Maka dapat dipastikan tatanan dunia pun akan berdampak baik. Begitupun sebaliknya. Jika dunia ini dipenuhi sumber daya manusia yang buruk, maka tatanan dunia akan berdampak buruk. Oleh karenanya, membina karakter manusia agar menjadi manusia berkarakter baik adalah tugas kita bersama, terkhusus mereka yang memilih dunia pendidikan sebagai pendidik.

Semoga tulisan sederhana ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis ataupun para pembaca. Aaamiin . . . ***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *