Mendagri Minta Daerah Inflasi Tinggi Segera Lakukan Pengendalian

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian

Redaksi Indonesia – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan pemerintah daerah (pemda) yang angka inflasinya masih tinggi untuk segera melakukan langkah pengendalian. Pasalnya, meski angka inflasi secara nasional relatif terkendali, tapi kondisi inflasi di beberapa daerah masih ada yang tinggi.

Tito menyinggung kondisi inflasi di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, yang masuk dalam daerah dengan kategori inflasi tinggi. Menurut Tito, jajaran Kemendagri perlu ke daerah tersebut untuk mengetahui persoalan sekaligus menemukan solusi penanganannya.

Selain Kabupaten Pangandaran, Tito juga menyinggung Kota Cimahi, Jawa Barat, yang mengalami kenaikan harga cabai merah. “Padahal di daerah-daerah lain cabai merahnya terkendali, tapi ini masih terjadi kenaikan, daerah yang subur, di kelilingi oleh banyak produsen cabai, tapi cabai masih penyumbang inflasi di Cimahi,” ujarnya dalam Rapat Rakor Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kemendagri, Jakarta, Selasa (6/6/2023).

Tito juga menyebutkan beberapa daerah lain yang angka inflasinya masih tinggi, seperti di Mukomuko dan Bengkulu Utara. Menurut Tito, daerah yang kondisi inflasinya masih tinggi perlu mendapat atensi.

“Yang masuk dalam daerah-daerah tinggi tadi tolong diatensi, ada 46 kota yang mengalami inflasi di atas inflasi nasional, meskipun ada yang tinggi sekali, ada juga yang kenaikannya tidak terlalu tinggi, tapi yang tinggi sekali perlu menjadi atensi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Tito mengatakan, Pemda perlu memahami komoditas di daerahnya yang menjadi penyumbang inflasi. Dengan begitu, Pemda dapat melakukan upaya intervensi pengendalian agar harganya stabil.

Bacaan Lainnya
ri

Tito menuturkan, pemerintah pusat telah melakukan empat langkah intevensi pengendalian. Hal itu mulai dari memfasilitasi distribusi pangan, gerakan pangan murah, penyaluran cadangan pangan pemerintah serta koordinasi dan harmonisasi.

“Yang perlu kita antisipasi adalah kemungkinan akan terjadi perubahan pola demand, karena hari raya nanti Iduladha hari besar tanggal 28/29 Juni 2023. Ini terutama akan terjadi kenaikan demand untuk kurban sapi dan kambing hidup,” katanya.

Selain itu, lanjut Tito, perlu juga mengantisipasi terjadinya kemarau karena fenomena El Nino. Langkah antisipatif ini penting sehingga tidak terjadi krisis pangan.

Kondisi tersebut juga rawan terjadinya kebakaran lahan dan hutan di beberapa daerah. Karena itu, Tito meminta bantuan jajaran TNI agar bekerjasama dengan pemerintah pusat dan Pemda untuk menghadapi kondisi tersebut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *