Pemilih Pemula Jadi Penyaring Isu Kontraproduktif pada Pemilu

Ilustrasi

Redaksiindonesia.id – Pemilih pemula yang diprediksi mencapai 60 persen akan peran penting pada Pemilu 2024. Sehingga, partai politik beserta calon anggota legislatif bakal mengincar suara mereka pada ajang pesta demokrasi tersebut.

Demikian disampaikan Ketua Umum Netfid Indonesia, Muhammad Afit Khomsani, pada perbincangan dengan RRI Pro 3, Selasa (16/5/2023). “Potensi besar pemilih pemula akan membuat parpol serius menawarkan visi dan misinya untuk memenangkan Pemilu 2024,” ujarnya.

Afit menambahkan partisipasi pemuda pada Pemilu 2024 akan meningkat dan berkontribusi positif terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia. Menurut dia, hal ini merupakan tantangan luar biasa bagi penyelenggara dan peserta pemilu.

“Sikap kritis mereka melalui media sosial sangat mengarah pada isu yang dilempar oleh kandidat tertentu,” ujar Afit. Ditambahkannya bahwa mereka tidak lagi terjebak pada isu SARA, provokasi agama, atau yang sangat kontraproduktif.

Artinya, ada kesadaran yang tinggi pada pemilih pemula atau kelompok pemuda terkait isu pemilu. Sehingga, kehadiran mereka sangat mendorong parpol untuk berupaya mengelola isu tersebut demi menarik atensi dan suara.

“Saya harap pemilu dan demokrasi di Indonesia akan berangkat dari isu, bukan dari sentimen tertentu,” ucap Afit. Perkembangan teknologi informasi dan media sosial membuat parpol tidak mampu lagi menutup diri dari kritik atau saran publik.

Bacaan Lainnya
ri

Oleh karena itu, Afit berharap partisipasi pemuda mampu menjadi pengawal atau kelompok kritis. Selain itu juga mampu mengkritisi kebijakan pemerintah untuk mengawal berjalannya pembangunan.

“Itulah partisipasi sesungguhnya dalam konteks pemilu,” ujarnya. Dalam hal ini, kelompok muda akan berperan penting memfilter isu relevan sesuai dengan aspirasi publik.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *