Banjir di Blitar : Bupati tidak mempunyai Way to Protect

Redaksiindonesia| Blitar, – Banjir Bandang di Kabupaten Blitar pada Senin 17/10/2022 menyebakan 13 titik lumpuh aktivitas dari Kecamatan Panggungrejo, Kecamatan Sutojayan, Kecamatan Binangun, Kecamatan Wonotirto, Kecamatan Wates. Banyak Warga menurut laporan BPBD Kabupaten Blitar di wilayah Kecamatan Sutojayan 56 jiwa terpaksa harus mengungsi karena banjir saat ini, sebelumnya dari Keterangan Ivong Bettryanto dilansir dari Detik.com 465 jiwa mengungsi daerah Kecamatan Sutojayan Senin (17/10/22).

Candra Aditiya yang menjelaskan Akibat dari bencana banjir ini tidak hanya lumpuh aktivitas saja melainkan petani terancam gagal panen, banyak hewan ternak yang mati menyebabkan warga kehilangan mata pencaharian dan kehilangan tabungannya karena hewan ternak bagi masyarakat blitar merupakan tabungan dari hasil pekerjaannyapekerjaannya, “.Ujar Bendahara Umum HIKMAHBUDHI tersebut.

Bencana alam yang terus berulang

Secara geografis Kecamatan Sutojayan memiliki posisi yang rendah sehingga potensi banjir di wilayah kecamatan ini bisa sering terjadi. Pada tahun 2016 wilayah ini mengalami bencana yang sama menyebabkan hampir 500 orang terdampak (Sumber: BPBD Kab. Blitar 2016).

Candra yang juga merupakan pemuda Blitar tersebut mengungkapkan bencana banjir di sutojayan terus terjadi berulang sampai juga di tahun ini dan merembet pada sekitar wilayah kecamatan sutojayan yang di lalui sungai Bogel.

Sungai ini pada tahun 2019 pernah di tinjau langsung oleh Presiden Jokowi dalam rangka Normalisasi dan masuk proyek Nasional untuk di targetkan Sutojayan bebas Banjir. Tapi sangat disayangkan banjir masih masif terjadi dan menjadi bencana musiman di wilayah ini.

Bacaan Lainnya
ri

Manajemen Bencana tidak teratur

Menurutnya Bupati Blitar Hj. Rini Syarifah, A.md tidak responsif dalam upaya manajemen bencana.

Dalam artian bencana Banjir yang sering terjadi di wilayah kabupaten Blitar ini seharusnya menjadi pembelajaran penting untuk kepemimpinan bupati saat ini dalam upaya Disaster Reduction/ Mitigation/ disaster preparedness. Tidak hanya melakukan tindakan pasca bencana Emergency Response dan Recovery terus menerus.

Pejabat publik harusnya mempunyai benteng pertahanan untuk melindungi warganya /Way to Protect tidak hanya melakukan kunjungan kerja yang sekedar meninjau pelaksanaan event-event saja.

Kegiatan-kegiatan sosialisasi penanggulangan bencana dan kebijakan-kebijakan publik harusnya sudah dilalukan sebelum terjadi bencana ini ,seperti penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko terhadap bencana dan memberlakukan perlindungan kawasan hutan, pembuatan tanggul, Normalisasi yang kiranya itu dapat memberikan perlindungan terhadap warga yang rentan terhadap Bencana yang terjadi seperti saat ini.

Bencana di Kabupaten Blitar tidak hanya banjir tapi bencana yang lainpun bisa saja terjadi apabila pemerintah tidak serius dalam upaya pengamanan dan pembangunan wilayah-wilayah prioritas, jalan-jalan di wilayah kabupaten blitar terutama di wilayah selatan masih banyak yang rusak dan belum diperbaiki hal ini harusnya pemerintah juga menjadi perhatian khusus.

Saat ini pemerintah khususnya bupati harus lebih responsif lagi pada tahap pasca bencana yaitu merehabilitasi dan merekonstruksi fisik dan psikis ulang demi meminimalisir dampak dampak bencana yang terjadi.

Dan saat ini Banjir masih terjadi kita doakkan semoga segera membaik kondisinya disamping itu kita wajib mengapresiasi tindakan masyarakat umum yang berbondong-bondong turut bergotong royong membantu demi meringankan beban penderitaan rakyat. Tutupnya. (Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *