Kelompok Cipayung Plus Sumut Aksi 1.001 Lilin Mendesak Kapolri Mundur Dari Jabatannya

Kelompok Cipayung Plus Sumut
Foto: Kelompok Cipayung Plus Sumut terdiri dari PMII, GMNI, GMKI, HMI dan IMM menyalakan 1.001 lilin sebagai tanda berkabung atas matinya keadilan.

Redaksiindonesia.id – Sejumlah mahasiswa dari berbagai elemen organisasi yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus Sumatera Utara melakukan aksi menyalakan lilin di Taman Makam Pahlawan, Jalan Sisingamangraja, Kota Medan, Sabtu (13/8/2022).

Kelompok mahasiswa yang berasal dari PMII, GMNI, GMKI, HMI dan IMM menyalakan 1.001 lilin sebagai tanda berkabung atas matinya keadilan.

Selain menyalakan lilin, mahasiswa Cipayung Plus Sumut juga melakukan aksi tabur bunga.

Hal ini menyikapi berlarutnya pengusutan kasus kematian Brigadir J yang menyeret Irjen Pol Ferdy Sambo dan sejumlah oknum kepolisian lainnya.

“Instansi Kepolisian Republik Indonesia belakangan menjadi sorotan publik seiring dengan mencuatnya kasus Kematian Brigadir J di rumah seorang Perwira Tinggi Mabes Polri yang diawal dinarasikan melakukan pelecehan terhadap istri Irjen Sambo dan melakukan aksi tembak-menembak seperti film koboy, hingga membuatnya meninggal,” ucap Ketua DPD GMNI, Daniel mewakili barisan Cipayung Plus.

“Narasi ini dimunculkan oleh Instansi ini melalui para perwira-perwiranya yang tampil sangat meyakinkan di depan publik menyatakan kronologis kejadian, yang kemudian akhirnya terbukti bahwa semua ini hanyalah hasil sandiwara dan rekayasa Irjen Ferdy Sambo dan melibatkan banyak perwiranya dengan peran dan tugasnya masing-masing.” tambahnya.

Bacaan Lainnya
ri

Padahal, Presiden RI Joko Widodo sudah menegaskan kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo agar kasus ini dituntaskan secara transparan dan tanpa ada yang ditutup-tutupi, demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi Kepolisian.

“Hal ini membuat publik bertanya-tanya, apakah penyusunan skenario seperti ini sudah lumrah terjadi. Dan apabila tidak ada desakan yang kuat dari keluarga dan publik, serta atensi dari Presiden, akankah kasus ini akan ditutup sesuai dengan skenario awal?” tegas Daniel.

Cipayung Plus Sumut menilai, pengusutann kasus ini sebenarnya tanpa harus memakan waktu yang panjang, bila melihat fakta-fakta yang ada dan analisis dari sejumlah pakar.

“Kami juga menilai Bahwa Kapolri juga sudah gagal memilih orang masuk dalam lingkaran Mabes terutama untuk jabatan Kabidpropam yg seharusnya menjadi contoh penegak disiplin justru melakukan perbuatan keji yaitu pembunuhan berencana,” ucap Ketua PMII Sumut, Tarmizi.

“Masyarakat juga menilai bahwa baru sejak intansi penegak hukum ini berada dibawah kepemimpinan Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo terjadi persekongkolan pemutaran fakta yang dilakukan beberapa jendral dan seorang kapolres untuk memanipulasi kejadian. Bahwa Penegak hukum seharusnya tidak melakukan tindakan yang sangat tercela dan sangat hina tersebut.” sambung Ketua IMM Sumut Ariffudin Bone.

“Belum lagi publik bertanya-tanya mengenai motif sesungguhnya yang melatarbelakangi meninggalnya Brigadir J, yang justru membuat isu di publik semakin liar dan menyudutkan instansi Kepolisian.” tambahnya.

Adanya kasus ini, Cipayung Plus Sumut menilai, Kapolri adalah pihak yang bertanggung jawab. 

Apalagi Kapolri Jenderal Listyo pernah berkomitmen akan melakukan ‘potong kepala’ karena kelakuan ‘ekornya’.

“Di luar dari kasus tersebut, ini merupakan klimaks dari banyaknya kasus-kasus yang melibatkan oknum kepolisian di Indonesia yang menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap polri dengan visi presisinya.”tegas Ketua Badko HMI Sumut, Abdul.

Aksi ini pun diakhiri dengan pembacaan pernyataan sikap secara serentak.

“Maka secara tegas Cipayung Plus Sumatera Utara mendesak Kapolri Mundur dari Jabatannya”ucap mereka.(red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *