Lintasan Sejarah Jagoe Toea

Oleh: Kamil Mony

(Founder A.M SANGADJI INSTITUTE)

“Lebih baik berjuang untuk Indonesia merdeka daripada menjadi raja “ (Semboyan A.M.Sangadji )

Sama halnya dengan tokoh – tokoh pergerakan di jaman pra kemerdekaan hingga Indonesia merdeka memiliki kesamaan pikir melalui moto atau semboyan yang berapi – api sebagai salah satu cara efektif mengobarkan semangat nasionalisme kebangsaan melawan tirani kolonial.

Abdoel Moethalib Sangadji atau A.M.Sangadji pun demikian dalam rapat – rapat akbar(oppenbare vergradering) yang dihelat Syarikat Islam di berbagai penjuru tanah air. Jago Toea yang dikenal piawai dalam hal agitasi dan propaganda seta deklamator ulung bak singa di atas podium ketika tampil berpidato membuat gerah pemerintah Belanda sebab dinilai provokatif.

Wajar saja kemudian beliau sering ditawan dan dipenjarakan oleh Belanda atas sikap tukang malawang nya itu (baca : ngeyel, tak mau mengalah). Bagi sang tokoh orang Maluku ini, gerakan melawan Imprealisme harus terus digelorakan Seperti tulisan nya pada koran Fadjar Asia dan Oetoesan Hindia bahwa ‘ Penjajahan hanyalah membuat penindasan terhadap rakyat di negeri kita sendiri dan pemerintah Belanda mengganggap bangsa Indonesia sebagai bangsa Inlander malah selalu menomorsatukan orang – orang bangsa Belanda kemudian orang – orang China /Tionghoa sebagai bangsa kelas dua lalu bangsa Indonesia dianggap sebagai kelas rendahan “.

Bacaan Lainnya
ri

A.M.Sangadji memiliki suara meledak – ledak saat berpidato selain ditunjang dengan perawakan yang tinggi, putih, kumis baplang, serta songkok hasil rajutan tangan beliau sendiri dimana di dalamnya terdapat dua kain merah dan putih yang menjadi identitas/simbol perlawanan kepada bangsa yang tak pernah diundang bertamu untuk menjajah, mengeruk keuntungan di Nusantara. Sungguh ironi memang kurang lebih 350 tahun negara kesatuan republik Indonesia yang sama – sama kIta cintai dijajah bangsa kulit putih.

Saat itu tahun 1922 di Alun – Alun kota Surabaya dalam pidato nya oude heer A.M.Sangadji berujar ‘ Penjajahan di negeri kita ini, hanya bisa berakhir dengan sebuah keimanan dan persatuan Islam yang kuat di kalangan rakyat pribumi karena pemerintah Belanda selalu memecah – belah sekalian kita dan memandang rendah terhadap bangsa Indonesia padahal bangsa penjajah ini hanyalah laksana benalu yang tumbuh menghinggap pada dahan kayu bangsa Indonesia yang subur dan makmur ini’.

Sahabat sejati A.M.Sangadji yakni sang raja jawa tanpa mahkota, tuan Tjokro atau Hadji Oemar Said Tjokroaminoto salah satu prototipe bangsa kerap disapa A.M.Sangadji dengan sebutan Broer (lihat : Amelz, HOS Tjokroaminoto, Hidup dan Perdjoeangannya, 1952). Dalam trilogi nya mengungkapkan ‘Semurni – murni tauhid, Setinggi – tinggi Ilmu, Sepintar – pintar siyasah ‘ trilogi ini sarat akan makna mendalam yang hemat saya berjuang menegakkan amar makruf nahi Munkar (membebaskan warga bangsa dari belenggu tirani Imprealisme dengan berkhidmat kepada Allah SWT), membumikan visi mengoperasionalkan misi besar membangun peradaban bangsa majemuk dengan ilmu pengetahuan, dalam proses perjuangan menuju Indonesia merdeka diperlukan siasat atau stratak (strategi dan taktik) mumpuni dalam melawan ketidakadilan bangsa barat.

Syair A.M.Sangadji dimana kemudian diubah dalam tulisan : Mana Tanah Air kita Sumaterakah atau Jawa Borneo Celebes Sumbawa Ambon Ternate Papua begitulah terpecah Indonesia meliputi semua nya ‘ hal ini seakan menjadi message moral jago toea teramat – sangat mencintai tanah air nya Indonesia. Selaras dengan konsep Hubbul Wathan Minal Iman ( cinta tanah air adalah sebagian dari iman ) oleh K.H. Wahab Hasbullah pendiri Nahdlatul ulama tokoh Islam terkemuka Indonesia asal Jombang 31 Maret 1888 selisih satu tahun kelahiran dengan A.M.Sangadji 3 Juni 1889.

Perlu diketahui ketika tahun 1921, Abdoel Moethalib Sangadji merupakan pegawai Belanda dengan jabatan Griffer Landraad ( panitera pengadilan), Landraad Surabaya. Ayahanda A.M.Sangadji notabene nya adalah reghent /raja pada salah satu kerajaan kecil di pulau Haruku, Maluku Tengah. Raja Abdoel Wahab Sangadji namanya. Berkunjung ke Surabaya dengan menumpang Pajiwakan sejenis kapal kayu kecil yang disewa oleh pedagang pala dan cengkih asal negeri tetangga Kailolo dari saudara – saudara di negeri Waiselan, Kec. Kairatu, kawasan lingkup Kabupaten Seram Bagian Barat. Para pedagang hebat ini bermaksud akan menjual hasil alam nya ini di kota Surabaya.

Adapun tujuan mulia Raja Abdoel Wahab Sangadji adalah ingin mengajak putera keduanya A.M.Sangadji menjadi raja di negeri Rohomoni, menggantikan posisinya sebagai raja karena beliau tak lama lagi berusia senja. Jadi harus dipersiapkan sosok pengganti beliau. Sebenarnya Raja Abdoel Wahab Sangadji memiliki tiga orang putra dan satu putri namun kala itu Abang nya A.M.Sangadji sedang berada di Bumi Etam ( dataran Kalimantan) sejak 1912 karena tugas nya sebagai controller karesidenan Kutai Kartanegara.

Sedangkan Adik A.M.Sangadji Mohamad Djen Sangadji disibukkan dengan aktifitas nya sebagai Jaksa Belanda.

Kehadiran raja Abdoel Wahab Sangadji di Surabaya memberikan energi positif bagi sang anak Abdoel Moethalib Sangadji sebab dikunjungi Ayahanda tercinta. Namun ekspektasi kadang tak sesuai realita pilihan Raja Abdoel Wahab Sangadji mengajak putra kedua nya A.M.Sangadji pulang kampung dan menjadi raja ditolak dengan halus oleh Jago Toea A.M. Sangadji, beliau berkata kepada Ayahnya “ LEBIH BAIK BERJUANG UNTUK INDONESIA MERDEKA DARIPADA MENJADI RAJA “

Agar supaya tidak membuat kecewa ayahnya, A.M.Sangadji pun berjanji akan menghubungi abang nya Abdoullah Sangadji guna meminta kesediaannya pulang menjadi raja menggantikan posisi ayahnya. Tak lama kemudian ayahnya kembali ke Maluku, Abdoel Moethalib Sangadji segera menyurati abangnya Abdoullah Sangadji di Tenggarong, Kutai Kartanegara, surat A.M.Sangadji kemudian dibalas oleh abangnya Abdoullah Sangadji, isi nya menerima permintaan ayahanda Abdoel Wahab Sangadji.

Setahun berselang 1922, Abdoullah Sangadji kakek kandung Ibunda saya Almarhumah Sa’ud Sangadji, bertolak menuju kampung halaman negeri Rohomoni. Dilantik menjadi Reghent oleh Residen van saparua 1923, dan nanti di tahun 1928 beliau (Raja Abdoullah Sangadji) terpilih secara demokratis mewakili Afdelling Saparua sebagai Anggota “Ambon Raad” sejenis Anggota DPRD Provinsi Maluku sekarang.

Beliau juga menjabat sebagai caretaker pada negeri tetangga di pulau Haruku, dan tewas di tangan bangsa sendiri atas hasutan pemerintah Kolonial tahun 1934, Di tahun yang sama di tanah Jawa (Yogyakarta) sahabat karib A.M.Sangadji, tuan Tjokro meninggal dunia karena sakit setelah kembali dari kongres Syarikat Islam di Banjarmasin, guru bangsa ini wafat sebagai kesuma bangsa 17 Desember 1934.

Sebagai catatan tambahan Abang A.M.Sangadji yakni Abdoullah Sangadji telah mempersunting kerabat kesultanan Kukar bernama Habsya binti Abdoel Jalil. Lahir dua putra diantaranya kakek saya Raja Mohammad Sangadji di Tenggarong, Samarinda, Kalimantan timur dan Haji Ali Badrun Sangadji lahir di Puruk Cahu Kalimantan Tengah. Ayah dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku sekarang Dr. Ir. Insun Sangadji, M,Si. Nanti kakek Abdoel Muluk Sangadji serta nenek Maryam Sangadji lahir di negeri Rohomoni.

Abdoel Moethalib Sangadji juga telah memperistri seorang gadis asal Kalimantan Zackiah binti zamlan dan memperoleh seorang putera perwira Angkatan Laut bernama Abdoel Murad Sangadji meninggalkan istri nya Sti Asiyah dan memiliki beberapa anak perempuan, keturunan almarhum Abdoel Murad Sangadji tersebar di tanah Jawa dan Kalimantan. makam kakek Murad berada di Tenggarong.

Dari sekelumit paparan di atas, atas nama juru bicara perwakilan keluarga besar Abdoel Moethalib Sangadji dan Founder AMS INSTITUTE mendesak kepada pemerintah pusat dalam hal ini Bapak Presiden Joko Widodo bahwasanya mari melihat ke Timur Indonesia, khususnya Maluku. Perjuangan anak bangsa orang Maluku memilki kontribusi besar terhadap republik sejatinya harus mendapat porsi istimewa sesuai dengan darmabaktinya kepada Umat, Bangsa dan Negara. i hope so!

A.M.Sangadji menuju gelar Pahlawan Nasional, In Shaa Allah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *