Redaksiindonesia.id – Partai NasDem memastikan tidak bisa ditekan atau diintimidasi dalam menentukan calon yang akan diusung pada Pemilihan Presiden 2024. Partai besutan Surya Paloh telah memiliki sistem penjaringan calon presiden.
Masak main politik tekan-menekan. Mana ada urusannya tekan-menekan itu. NasDem bukan partai yang gampang diintimidasi,” jelas anggota Tim Kerja Pemenangan Pemilu NasDem untuk Jawa 1 (Banten-DKI), Bestari Barus, melalui keterangannya di KBA News, Jumat 10 Juni 2022.
Bestari menegaskan hal itu terkait adanya penilaian bahwa pawai deklarasi dukungan kepada Anies Baswedan oleh massa mengatasnamakan FPI Reborn di kawasan Patung Kuda, Jakarta, pada Senin 6 Juni 2022, lanjut dengan aksi sejenis pada Rabu, 8 Juni 2022 di Hotel Bidakara, Jakarta oleh orang-orang yang mengaku eks FPI, HTI, dan mantan narapidana kasus terorisme sebenarnya mengirim pesan kepada NasDem.
Melalui serangkaian deklarasi yang mencatut nama ormas terlarang itu diharapkan akan membuat NasDem yang akan melaksanakan Rakernas pada 15-17 Juni 2022 ini berpikir ulang untuk mengusung Anies.
Bestari menegaskan NasDem telah memiliki sistem dalam menentukan capres. Yaitu, melalui penjaringan dari bawah. Pada saat Rakernas nanti, masing-masing wilayah akan mengajukan nama calon.
Karena itu kemungkinan akan banyak nama yang muncul. Karena setiap daerah bisa jadi mengusung calon yang berbeda-beda. Sebagai penentu, diberikan kewenangan kepada Surya Paloh untuk memutuskan siapa yang akan dipilih.
“Nanti tinggal disampaikan di Rakernas. Kami memberikan mandat kepada Bang Surya. Kami mempercayakan kepada Bang Surya untuk melaunching siapa bakal calon presiden kita. Abanglah sebagai figur solutif, abang yang putuskan. Kita tidak mau berdebat di antara kita,” jelas mantan Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta ini.
Saat ditanya bagaimana kecenderungan dari daerah-daerah terkait dukungan jelang Rakernas, Bestari mengaku tidak tahu. Dia hanya bisa memberikan komentar terkait dukungan dari DKI Jakarta.
“Kalau di DKI itu, kita tidak hanya bertanya kepada pengurus, tapi juga kepada masyarakat. Karena tingkat kepuasan masyarakat itu mencapai angka 70 persen lebih, nama Anies yang lebih banyak disebut dibanding nama-nama lainnya,” bebernya.
Karena itu hampir bisa dipastikan nama Anies yang akan diusung oleh DPW NasDem DKI.
“Ya bisa jadi seperti itu. Karena DKI ini cukup aspiratif terhadap masukan dari masyarakat,” ucapnya.
Tapi dia mengakui keputusan final baru akan ditentukan dalam Rakerwil NasDem DKI Jakarta yang akan digelar Senin pekan depan.
“DPW NasDem rencananya baru hari Senin nanti mereka gelar Rakerwil. Insya Allah saya hadir. Karena saya sebagai anggota Tim Kerja Pemenangan Pemilu NasDem Jawa 1, Banten-DKI,” tandasnya.
Terkait dengan adanya deklarasi yang mencatut nama FPI, HTI, dan napiter, dia menegaskan, jangankan kalangan atas yang melek politik, masyarakat kelas bawah saja tahu bahwa aksi deklarasi dukungan tersebut bertujuan untuk menjatuhkan nama naik baik Anies Baswedan.
“Tidak ada yang bilang mau mendukung itu. Jadi prasangka publik juga patut diapresiasi. Mereka meyakini kegiatan itu bukan sama sekali untuk mendukung Pak Anies. Lebih kepada menjatuhkan figur itu sendiri,” ungkapnya.
Sebelumnya Ketua Top Anies 24 Sumatera Utara, Irwan E. Batubara, yang menyebutkan bahwa serangkaian aksi deklarasi tersebut dilakukan jelang NasDem melaksanakan Rakernas. Dengan mem-framing Anies dekat dengan orang-orang yang disebut radikal, bahkan teroris, oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut berharap NasDem akan berpikir ulang untuk mengusung Anies.
“Tahu kenapa？Jawabnya untuk mementahkan agar Anies ditolak Partai NasDem,” jelas Irwan.
Meski menurutnya di internal NasDem masih ada yang belum mendukung, tapi pada akhirnya dukungan untuk Anies tidak akan terbendung.
“Sebagian di NasDem memang ada yang setuju (dukung Anies), ada yang tidak. Tapi pada dasarnya (Anies) tidak terbendunglah. Partai tak terbantahkan. Anies akan dapat,” paparnya.
