Redaksiindonesia.id – Solidaritas Mahasiswa Seluruh Indonesia (SMS-Indonesia) menggelar acara diskusi online yang bertajuk “Sukseskan G20 Untuk Indonesia Bangkit Dan Hebat”. Acara di hadiri oleh perwakilan mahasiswa dan pemuda yang ada di wilayah jakarta dan tangerang. Acara tersebut dilaksanakan atas inisiatif dan hasil kajian panjang para mahasiswa yang tergabung dalam element SMS-Indonesia.(28/04/2022).
Rian narasumber dari Poros Mahasiswa Jakarta (PMJ) menyampaikan bahwa “mengingat forum G20 adalah bersifat agenda Internasional, maka sudah selayaknya kita sebagai generasi bangsa harus mendukung agenda G20 tersebut”. Karena, lanjutnya, tentu dalam forum tersebut adalah momentum tepat bagi Indonesia untuk menunjukkan kemampuan dalam menangani berbagai permasalahan bangsa.
Seperti permasalahan ekonomi, kesehatan, pembangunan sosial, politik dan hukum sampai dengan cara dan kemampuan Indonesia dalam mengendalikan Pandemi Covid 19 yang hampir 3 (tiga) tahun terus melanda.
Kemudian, menjadikan agenda KTT G20 ini sebagai ajang untuk menampilkan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh Negara Indonesia dari semua sektor, tidak terkecuali soal perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi/IPTEK.
Kemudian narasumber lain, Rizki dari Pergerakan Mahasiswa Indonesia (PMI) menyampaikan sisi lain dari agenda G20 ini. Rizki berpandangan terkait banyaknya pihak yang ingin menjadi penumpang gelap di momentum forum G20. Dia sangat menyayangkan adanya kelompok sentimen yang memanfaatkan agenda G20 itu untuk mendiskreditkan Institusi lain.
“Yang membuat kita miris adalah mereka (kelompok sentimen) memanfaatkan momentum Internasional ini dengan melakukan tindakan provokasi isu-isu yang tidak ada relevansinya dengan pembahasan di agenda G20, seperti pelanggaran HAM, isu Korupsi dan sebagainya”. Tegasnya.
Dan bahkan, lanjutnya, ada juga kelompok lain lagi yang mengkaitkan dengan isu pelanggaran HAM oleh Polri. Kan ini abscur dan terlihat sangat nyata bahwa ada kepentingan lain yang terorganisir secara kelompok.
Hal tersebut sangatlah jelas tidak ada korelasi yang kuat dan justru lebih bermuatan politis serta tendensius semata yang berakibat bangsa akan terpecah belah, maka harus segera kita hentikan tindakan provokasi ini.(red)
