Menyoal Pengunduran Bendum Kohati PB HMI, Singgung Tagline Layak Nurjannah

Foto : Nurjannah Kandidat Ketua Umum Kohati PB HMI

Jakarta – Pleno I Kohati PB HMI kali ini dilaksanakan bersamaan dengan Pleno I PB HMI.Pleno merupakan aktivitas organisasi yang wajib dilaksanakan untuk mengevaluasi agar dapat memberikan perbaikan dan penyegaran organisasi dalam hal ini Kohati, baik secara internal maupun eksternal. 

Tepat pada tanggal 7-10 Kohati PB HMI menggelar PLeno I di Bogor, dengan peserta dari Pengurus Kohati PB HMI itu sendiri dan perwakilan Kohati Badko se-Indonesia.

Fitriani safua merupakan kader HMI yang juga anggota Kohati cabang Manokwari mengatakan , “saya ini anggota Kohati dari cabang yang jarang sekali disentuh oleh PB HMI sedikit bingung kenapa bisa Pleno Kohati dan HMI bersamaan? Bagaimana nanti Kohati menyampaikan laporan dan evaluasinya di Pleno HMI? bukannya biasanya Kohati Pleno dulu baru kemudian hasil Pleno itu dia bawa kePleno HMI?”. Tutur fitri

Mengingat Kohati adalah Ex Officio tidak sedikit kader HMI yang merasa heran dangan pelaksanaan Pleno tersebut, selain menjadi peserta di Pleno Kohati, Kohati PB HMI yang Ex Officio juga harus menjadi peserta di Pleno PB HMI, bagaimana bisa mereka menjadi peserta di dua forum yang berbeda namun di waktu yang sama, tentu dengan kondisi yang demikian ada kewajiban yang harus ditinggalkan.

Selain dari itu Pleno 1 Kohati PB HMI juga diwarnai suasana tegang dan haru. Sudah bukan menjadi hal yang mengejutkan dalam forum-forum pleno saling kritik dan saling berdebat itu terjadi sehingga tidak jarang menimbulkan ketegangan didalam forum.

Namun kali ini ada hal baru yang membuat haru, sebab Nurjannah yang diamanahi sebagai bendahara umum selain mendapatkan banyak kritikan dari peserta pleno saat memaparkan laporan kerjanya, dia juga memberikan pernyataan yang mengagetkan sebagian orang.

Bacaan Lainnya
ri

“saya menyampaikan kepada teman-teman permohonan ma’af, besok ketika ada keluar SK lalu nama saya tidak ada lagi – lagi saya tekankan bukan karena reshuffle tapi betul-betul saya mengundurkan diri, saya sebelumnya udah ngomong sama ketua umum karna berbagai pertimbangan banyak hal, tentu ini adalah keputusan saya yang sangat sadar”, ucap Nurjannah didalam Forum Pleno 1 Kohati.

Kemudian pernyataan itu menimbulkan banyak komentar tentunya. Sebagai bendahara umum Kohati PB HMI dia dinilai lari dari masalah, sebab banyak isu yang beredar tentang dirinya dan berdampak terhadap nama baik Kohati. 

Beberapa isu diantaranya adalah terkait isu dirinya sakit karena hal mistis yang dilakukan oleh rekannya di pengurus Kohati dan terkait pemotongan beasiswa.

Banyak akun medsos anggota Kohati yang menuangkan kekecewaannya terhadap NurJannah, salah satunya adalah @mahardikadzikrina “mundur ditengah kepengurusan bagiku bukan kebesaran hati tapi ketidak mampuan menuntaskan masalah yang mungkin dibuat oleh dirinya sendiri.” 

Salah satu pengurus Kohati PB HMI yang tidak ingin disebutkan namanya menyampaikan bahwa Nurjannah pernah mengakui tindakannya terkait pemotongan beasiswa tersebut di forum rapat harian Kohati PB HMI. 

Kemudian menanggapi tentang Nurjannah tersebut fitri juga mengatakan “beliau adalah salah satu kandidat di munas Kohati dengan tagline Layak, saya kira layak bertarung ternyata layak mundur, sebab saat pengandidatan beliau juga menyatakan mundur sebagai kandidat, nah saat menjadi bendum yang tentu sudah mengucap iqrar pelantikan beliau juga menyatakan mundur sebagai bendum, lalu beliau melabeli dirinya berbesar hati mundur bukan karena direshuffle dan ingin berkiprah didunia yang lebih luas, saat memutuskan menjadi bendum mungkin dia lupa berapa lama jadi pengurus, atau mungkin dia menjadi bendum hanya untuk nambah di cv nya, ah tapi lagi-lagi dia yang tau alasannya yang jelas dia suka mundur dan menurut saya dia lari dari masalah maka ijinkan saya mengatakan bahwa yunda pecundang”. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *