Jaringan Teroris Tumbuh Subur di Indonesia, Fauzan Ohorella : Masifnya Suplai Paham Ekstrim Kelompok Radikal

Jakarta – Menurut rilis resmi Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri, sepanjang tahun 2021 telah ditangkap 370 teroris, dan sepanjang tahun ini terbanyak dari kelompok Jamaah Islamiyah (JI). Penangkapan teroris tertinggi pada bulan Maret dengan jumlah teroris 75 orang. 

“Jamaah Islamiyah (JI).” Ungkap Kombes Aswin, Kabag Banops Densus 88 

Menanggapi fenomena tersebut, pimpinan Aliansi Mahasiswa Muslim Maluku, Fauzan Ohorella mengatakan bahwa faktor utama tumbuh suburnya jaringan teroris di Indonesia hari ini disebabkan akibat tidak terbendungnya paham radikal di Indonesia.

“Selama kita masih apatis terhadap paham-paham radikal ini. Maka, jaringan teroris itu akan terus bertumbuh subur ditengah kehidupan masyarakat.” Ujar Fauzan Ohorella

Fauzan juga mengatakan, bahwa saat ini Densus 88 AT Polri telah memberikan yang terbaik dalam menjaga keamanan Bangsa dan NKRI. Bahkan menurut dia, melalui Kinerja dari hati Densus 88 para napiter itu telah menyadari bahwa pemahaman tentang ‘jihad’ mereka itu adalah salah, atau radikal dan ekstrim.

“Ada ratusan para napi teroris ini telah sadar dari pemahaman keliru tentang jihad mereka. Artinya, bahwa Densus 88 ini bukan hanya sekedar ‘memerangi’ , tapi juga ‘me-reorientasi’para napiter ini untuk kembali kedalam pelukan NKRI.” Tuturnya

Bacaan Lainnya
ri

Selain itu, dia melihat  bahwa Densus 88 AT Polri sedang dijadikan sebagai musuh bersama oleh para kelompok radikal saat ini. Kata  dia hal ini disebabkan akibat Densus 88 yang selalu berhasil dalam mendeteksi para oknum jaringan teroris. Menurutnya, Propaganda ini dilakukan untuk membangung stigma buruk terhadapa Densus 88 AT Polri.

“Para kelompok radikal itu mereka panik dan ketakutan. Sebab para jaringan teroris ini selalu berhasil di identifikasi dan ditangkap Densus 88. Seperti kemarin contohnya, ada jaringan teroris berinisial SU alias Sunardi asal Sukoharjo, Jawa Tengah yang berhasil di lumpuhkan oleh Densus 88.” Tandas Fauzan Ohorella

Diketahui, bahwa Dokter Sunardi pria kelahiran Sukoharjo, 10 Mei 1968 itu terlibat dalam jaringan teroris Indonesia pernah menjabat sebagai Penasihat Amir dengan jabatan dakwah dan informasi. Selain itu Sunardi juga penanggung jawab Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI). 

Sebagai penutup, Fauzan juga menyampaikan bahwa akan terus mendukung upaya Pemerintah dalam memerangi paham radikal pengancam Ideologi Pancasila. Karena menurutnya, jihad sesungguhnya adalah bagaimana menjaga keutuhuan Bangsa NKRI dari kelompok-kelompok radikal dan intoleransi.

“Jihad kami adalah terus mendukung Densus 88 AT Polri dalam memerangi jaringan teroris di Indonesia. Serta fardu ain hukumnya untuk kita melawan paham-paham sesat dari kelompok radikalisme-ekstrimisme yang berusaha ingin merusak nilai-nilai kebangsaan, idoelogi Pancasila, dan kbhinekaan NKRI.”  Tutup Fauzan Ohorella, Ketua Umum Aliansia Mahasiswa Muslim Maluku Indonesia.(red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *