Waspadai Kamuflase Kelompok Radikal, DPP ALMULK Indonesia Meminta Masyarakat Jaga Jarak

Jakarta – Persoalan kasus azan yang di samakan oleh ‘gonggongan’ oleh Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas menuai kontroversi di tengah masyarakat. Menurut sekelompok tokoh agama, bahwa yaqut telah melakukan penistaan terhadap azan atau agama. 

Hal kontroversi ini juga menjadi sorotan oleh Fauzan Ohorella, Ketua Umum AlMulk Indonesia. Sebab dia merasa khawatir, jangan sampai persoalan ini di jadikan sebagai alat untuk kepentingan para kelompok radikalisme dalam menyebarkan paham-paham radikal mereka.

“Ya wajar kalau kami khawatir, sebab kelompok radikal ini tidak akan pernah berhenti dalam sebarkan paham-paham Anti-Pancasila dan NKRI, agar masyarakat membenci terhadap Pemerintah. Dengan dalih-dalih sesat yang mereka ciptakan sendiri”. Ungkap, Fauzan Ohorella.

Dia mengatakan, bahwa masyarakat harus menjaga jarak atau distance dengan kelompok ini. Karna menurutnya, gerakan mengatasnamakan agama ini akan dilakukan berjilid. Untuk itu kita harus membentengi diri dari ajakan para kelompok radikal ini. 

“Jelas ini adalah gerakan intoleran yang mengatasnamakan agama, tujuannya agar masyarakat terpanggil sama seruan mereka. Jadi saya harap masyarakat jaga jarak dan tidak terpancing, apalagi sampai terjerumus dalam seruan para kelompok radikal ini.” Tandasnya

Sebagai pengetahuan, bahwa kelompok radikal ini akan terus bergerak untuk sebarkan paham-paham anti-Pancasila dan takfiri, yang artinya selalu mengafirkan pihak lain yang berbeda paham ataupun agama. Kelompok radikal ini juga hanya pro terhadap ideologi khilafah atau yang ingin mendirikan negara islam. Tentulah hal ini merupakan sebuah pemahaman yang sesat dalam bernegara. 

Bacaan Lainnya
ri

Fauzan lalu mengutip pernyataan dari Ahmad Nurwakhid, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) RI yang mengatakan tentang ciri-ciri penceramah radikal.

“Dengan sikap membenci dan membangun ketidak percayaan masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, hatespeech, sebaran hoax.” Jelas Ahmad Nurwakhid.

Sebagai penutupnya, Fauzan juga menyampaikan kepada Pemerintah agar segera melakukan pemetaan terhadap para penceramah yang telah terpapar paham radikal. Hal ini disampaikan dia sebagai permintaan Publik, agar masyarakat bisa menjaga jarak dari para pendakwah yang telah terpapar paham radikalisme.

“Ini permintaan kami sebagai masyarakat untuk menjaga jarak dengan kelompok radikal dan intoleran itu. Sebab kami sebagai generasi juga tidak ingin terjerumus didalam paham yang anti-Pancasila dan NKRI yang juga anti Pluralisme.” Tutup Fauzan Ohorella, Ketua Umum Aliansi Mahsiswa Muslim Maluku.(red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *