JMJ Minta Pemerintah Tertibkan TPUA Biang Kerok Kegaduhan

Jakarta – Sekelompok Organisasi kepemudaan Jaringan Mahasiswa Jakarta atau JMJ menggelar acara diskusi akal sehat dengan mengangkat tema “Dampak Kegaduhan Oleh TPUA Terhadap Dinamika Politik Nasional”, pada selasa siang.(01/02/2022).

Acara dihadiri oleh partisipasi dari beberapa mahasiswa dari kampus yang ada di jakarta dan tangerang serta masyarakat umum. Dalam acara diskusi via zoom ini turut hadir selaku narasumber diantaranya Ketua Umum Jaringan Mahasiswa Jakarta, Zacky.

Zacky menyampaikan terkait bahaya laten tindakan provokatif Tim Pembela Ulama dan Aktivis atau TPUA terhadap politik skala Nasional. Tindakan dan cara menghasut TPUA kepada masyarakat agar membenci pemerintahan Jokowi serta perangkat-perangkat Negara lainnya sudah sangat nyata dilakukan. Seperti desakan agar Presiden mundur. 

 

“Ini sangat memprihatinkan, bahwa saat ini Negara sedang perang melawan pandemi Covid 19 tetapi justru datanglah sekelompok yang mengaku Tim Pembela Ulama dan Aktivis atau TPUA yang justru hadir membuat kegaduhan di Republik ini. Maka saya selaku Ketua JMJ mengecam keras agar tindakan hasutan TPUA agar segera dihentikan. Meminta pemerintah yang punya kewenangan akan hal ini agar segera menindak tegas terhadap TPUA ini yang telah membuat resah dan merugikan masyarakat.” ucap Zacky.

Kemudian Nur Cahyono narasumber dari Forum Aktivis Peduli NKRI, menyampaikan bahwa Indonesia selain sedang darurat pandemi Covid 19 juga sedang darurat ancaman, bentuk ancaman yang semakin nyata dilakukan terhadap persatuan dan kesatuan. Seperti munculnya segelintir orang-orang yang mengaku sebagai profesi hukum dan berkumpul membentuk suatu perkumpulan dengan menamakannya Tim Pembela Ulama dan Aktivis atau dengan singkatan TPUA.

Bacaan Lainnya
ri

 

“saya melihat aksi-aksi oleh TPUA ini tidaklah penting, justru yang ada hanya memperkeruh suasana kemajemukan dan mengganggu Kebhinekaan. Profesi mereka adalah concern hukum, tapi malah tidak menjalankan prinsip-prinsip hukum sebagaimana mestinya. Harusnya TPUA hadir untuk membantu permasalahan yang sedang terjadi bukan malah menimbulkan kekacauan. Seperti melaporkan Presiden Jokowi ke PN Jakarta Pusat dan mendesak agar Presiden mengundurkan diri. Ini bagi saya semacam dagelan yang dilakukan TPUA ini. Jelas sarat kepentingan politiknya sangat nyata. Kemudian soal ajakan kepada masyarakat untuk menolak pemindahan IKN, apakah seperti ini yang dilakukan oleh profesi hukum. Ini bagi saya suatu ancaman nyata yang jika dibiarkan terus menerus maka akan berakibat terganggunya persatuan dan keutuhan NKRI sehingga politik Nasional juga ikut terkena dampaknya.” papar Nur Cahyono narasumber dari Forum Aktivis Peduli NKRI.

Lalu penyampaian materi oleh Nofa Ksatria selaku Ketua Ikatan Mahasiswa Politik. Nofa menjelaskan tidak ada tempat untuk TPUA. Hari ini masyarakat sudah dibuat heboh dan dipecah belah oleh tindakan keonaran Tim Pembela Ulama dan Aktivis atau TPUA ini.

“Bisa kita lihat, tendensius dan sikap sentimen TPUA terhadap pemerintah sudah sangat nyata. Dengan adanya desakan Presiden agar mundur dari jabatan, provokasi masyarakat agar menolak IKN sampai membela seorang pelaku ujaran kebencian Edy Mulayadi (EM). Ini tidak bisa dibiarkan, maka saya selaku Ketua Ikatan Mahasiswa Politik menyerukan dan mengajak kepada semua aktivis untuk bersama-sama tetap menjaga persatuan dan kita lawan tindakan provokatif TPUA yang ingin memecah belah bangsa.” tegas Nofa Ksatria.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *