Gagas Nusantara Puji Permintaan Maaf Kepala BNPT Soal Diksi Ponpes Terafiliasi Radikalisme

Jakarta—Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengklarifikasi pernyataannya soal penyebutan pondok pesanteran yang terafiliasi dengan jaringan terorisme. Dirinya secara tegas sampaikan permohonan maaf di hadapan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan juga umat Islam di Indonesia.

Permohonan maaf Kepala BNPT tersebut diapresiasi oleh Direktur Gagas Nusantara, Elgusti. Dirinya menilai sikap ini sangat diperlukan guna mengakhiri polemik soal penyebutan istilah “Pondok Pesantren” yang diduga berafiliasi dengan jaringan terorisme.

“Kita apresiasi sikap kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar yang segera meminta maaf soal penyebutan istilah Pondok Pesantren yang diduga berafiliasi dengan jaringan terorisme. Menurut kami langkah ini perlu diambil guna mengakhiri polemik. Jangan sampai hal ini dibiarkan berlarut-larut sehingga menimbulkan masalah baru seperti stigmatisasi terhadap Ponpes.” Kata El

Diketahui, Kepala BNPT Boy Rafli Amar telah mengklarifikasi pernyataannya soal Ponpes yang terafiliasi dengan kelompok teror. Dirinya menyebut bahwa afiliasi tersebut bersifat personal—dalam artian merujuk pada individu yang berhubungan dengan kejahatan terorisme—dan sama sekali tak berhubungan dengan lembaga (Ponpes).

“Jadi kami mengklarifikasi, meluruskan, bahwa yang terkoneksi disini adalah berkaitan dengan individu. Bukan lembaga Ponpes secara keseluruhan yang disebutkan itu, tapi adalah individu yang terhubung dengan pihak-pihak yang terkena proses hukum terorisme.” Tegas Boy Rafli

El menambahkan bahwa Klarifikasi yang diutarakan oleh Komjen Pol Boy Rafli Amar soal Polemik Ponpes yang terafiliasi terorisme dinilainya sangat gamblang dan lebih tepat sasaran.

Bacaan Lainnya
ri

“Kita sudah mendengar klarifikasi yang disampaikan oleh Pak Boy Rafli soal ponpes yang terafiliasi dengan terorisme. Beliau sudah ralat, bahwa yang dimaksudkannya bukanlah dalam artian lembaga (Ponpes), melainkan personal-personal yang terkoneksi dengan pihak-pihak yang sudah diproses hukum (terorisme). Bagi kami argumentasi ini masuk akal, tidak tendensius dan tepat mengenai sasaran yang dituju.” Tambahnya.

Di sisi lain, Wahyu selaku Wakil Direktur Gagas Nusantara turut mengapresiasi langkah BNPT yang menggandeng MUI dan DMI (Dewan Masjid Indonesia) dalam menuntaskan persoalan radikalisme yang akhir-akhir ini mulai masif penyebarannya.

“BNPT bersama MUI dan DMI telah jalin sinergi dalam penanganan radikalisme di Tanah Air. Kita harap sinergitas tersebut mampu segera mungkin memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Kita tahu bangsa ini sedang berupaya bangkit dari keterpurukan yang disebabkan Pandemi. Jangan sampai persoalan radikalisme-terorisme menjadi batu sandungan yang memperlambat laju pemulihan Nasional.” Kata Wahyu

Di akhir kesempatan, Wahyu berharap BNPT di tahun ini mampu memaksimalisasi terobosan-terobosan yang telah dibuat BNPT, khususnya bagi program-program yang melibatkan kelompok Milenial dalam menangkal radikalisme-terorisme di Indonesia.

“Kita harap BNPT tahun ini mampu mengoptimalisasi sejumlah program-program deradikalisasi yang secara khusus melibatkan kelompok milenial Indonesia. Bagi kami program-program yang dibuat BNPT tahun lalu terbukti memberikan dampak positif dalam mencegah perkembangan radikalisme-terorisme di Indonesia. Semoga tahun ini kinerja BNPT lebih baik.” Tutup Wahyu. (Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *