Pemuda Muslimin Pertanyakan Janji Herman Deru-Mawardi Yahya Atas Program Sekolah Gratis & Berobat Gratis Di Sumsel

Redaksijakarta.com-Jakarta.Selama lebih dari tiga tahun menjabat sebagai Gubernur Sumatera Selatan, janji kampanye Herman Deru-Mawardi Yahya  masih dipertanyakan dan dituntut pelaksanaannya. 

Sebelumnya kejadian adanya SMA di Palembang yang meminta sumbangan ke siswa mendapat sorotan masyarakat dan dianggap sebagai pengingkaran janji kampanye yang akan menggratiskan biaya pendidikan.

Saat diwancara oleh awak media Ketua PW Pemuda Muslim Sumsel, Harda Belly menilai hal itu sebagai kegagalan pemimpin yang punya tanggung jawab dalam mencerdaskan anak bangsa.

“Sebenarnya itu bukan hanya ingkar pada janjinya sendiri saat kampanye namun tidak menjalankan tugasnya sebagai pemimpin yang harus mencerdaskan generasi ,” kata Harda ke wartawan di kawasan Jaksel, Jumat (30/7/2021).

Ia menyayangkan program sekolah gratis yang sudah pernah terlaksana saat Gubernur sebelumnya tidak dilanjutkan.

“Gubernur sebelum Herman Deru sudah menjalankan program sekolah gratis dari SD, SMP, SMA bahkan mahasiswa banyak yang dapat beasiswa dan ini dikenal oleh semua daerah se Indonesia , namun sekarang program itu tidak menjadi prioritas lagi padahal untuk memajukan daerah itu salah satunya harus kuat kualitas sumber daya manusianya dengan pendidikan,” tambahnya.

Bacaan Lainnya
ri

Harda meyakini keluhan wali siswa yang diminta sumbangan itu hanya satu dari banyaknya wali siswa lain yang mengalami hal serupa.

“Saya itu sering mendapat keluhan dari orang tua siswa terutama saat saya sering bersosialisasi dengan masyarakat di semua daerah yang menginginkan adanya program sekolah gratis bagi seluruh siswa” yang ada di Sumsel .

Selain itu, Harda juga menyoroti janji kampanye Herman Deru dan Mawardi Yahya saat akan maju sebagai pemimpin di Sumsel yaitu akan menggratiskan berobat bagi masyarakat.

“Janjinya kan bukan hanya sekolah gratis tapi berobat gratis dengan hanya menunjukkan KTP, namun faktanya sampai saat ini belum terealisasi,” tambahnya.

Masyarakat masih banyak yang enggan ke rumah sakit, menurut Harda, karena mereka terkendala biaya .

“Saya pernah ketemu dengan anak umur 6 tahun yang kurang gizi dan sakit tepatnya di desa anyar kab.OKI ketika saya tanya kenapa tidak di bawa ke rumah sakit, orang tuanya menjawab tidak punya uang untuk biaya berobatnya dan pada saat itu sempat viral di media sosial . Ini fakta bahwa masyarakat Sumsel itu masih banyak yang belum bisa berobat dan ada harapan dengan janji Herman Deru dan Mawardi Yahya saat kampanye dan mirisnya ternyata itu hanya pepesan kosong,” atau janji manis saat kampanye saja terangnya.

“Kalau saya pribadi tidak kaget, ketika terpilih banyak para pemimpin di negeri ini mengingkari janji-janjinya, ya tinggal masyarakat saja yang menilai, kalau saya pribadi  tidak akan memilih pemimpin yang suka mengingkari janji atau bohong  pada rakyatnya. Ke depan kalau masyarakat sadar, ya buat apa di pilih lagi pemimpin seperti ini,” tutup Harda.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *