Luwu – Desa radda Kecamatan Baebuhta Kabupaten Luwu Utara, kembali debit air naik karna curah hujan yang sangat tinggi pada Senin 24 Mei 2021.
Ketinggian air menghampiri lutut orang dewasa sehingga membuat masyarakat kembali panik, karena sejak terjadinya banjir bandang selasa 13 juli thn 2020 kemarin yang belum juga bisa membuat troma masyarakat setempat hilang.
Akibat curah hujan yang sangat tinggi membuat air sampai naik kepermukaan jalan Trans Sulawesi yang mengakibatkan kemacetan -+ 3 KM serta hujan tak kunjung berhenti, pemuda desa radda dengan perlengkapan seadanya melakukan aksi mengatur lalulintas untuk menghindari kemacetan panjang.
Faizal Nuzul ketua Ipmil Raya Unifa dan juga selaku Jenderal lapangan Aliansi Pemuda Desa Radda (APDR) mengatakan, banjir ini terjadi akibat sungai tidak lagi mampu menampung curah hujan sehingga meluap dan menggenangi pemukiman warga.
Sebelumnya, Aliansi Pemuda Desa Radda (APDR) melakukan aksi unjuk rasa tepat di jalan Trans Sulawesi desa Radda dan memblokade jalan selama -+ 1 jam sebagai bentuk kekecewaan kepada pemerintah Luwu Utara karena dianggap terkesan turut serta menikmati kepanikan yang rasakan masyarakat setempat.
Setelah memblokade jalan APRD melanjut konvoi menuju kantor DPRD Luwu Utara melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP).
adapun hasil RDP, pemerintah lutra menjanjikan :
1.Normalisasi dan pengerukan sedimentasi sungai Radda bagian hilir agan segera di lakukan dalam waktu dekat oleh pihak PUPR kab.Luwu utara
2.Dalam keadaan darurat/bencana untuk pengerukan sedimentasi sungai merujuk pada UU nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana
3.Pembangunan Geo textil tambahan akan segera di lakukan oleh pihak BALAI BESAR SUNGAI POMPENGAN JENEBERANG
4.Dinas perhubungan dan Satpol PP, diharapkan lebih proaktif lagi di daerah bencana dalam mengatur arus lalu lintas
“besar harapan saya kepada pemerintah daerah agar segera mengambil tindakan yang strategis agar air tidak semakin meluap.”Tutup.*Red