REFLEKSI 92 TAHUN SUMPAH PEMUDA ADA APA DENGAN MODEL KEISLAMAN PEMUDA KITA?

Oleh : Miftakhudin Tauhidy
Ketua Bidang Keislaman Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII)
Jakarta Raya

BAPPENAS memprediksi Pada 2030-2040 Indonesia akan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. dari 229 juta penduduk Indonesia 87,2% atau berjumlah sekitar 263 juta jiwa adalah muslim dengan prosentase pemuda muslim sebanyak 168,32 juta jiwa. Dan perlu diketahui bahwa 13% dari populasi Muslim dunia ada di Indonesia

Pertanyaan nya dengan potensi pemuda islam yang begitu besar mengapa Indonesia mengalami kemunduran dalam banyak hal, ada apa dengan model keislaman pemuda Islam?

Corak pemuda islam bisa dikategorikan kedalam 3 (Tiga ) model , yang pertama adalah Pemuda yang memahami , mengamalkan dan peduli terhadap islam, yang kedua adalah pemuda yang memahami, mengamalkan ajaran islam tapi tidak peduli dengan Islam dan yang ketiga adalah pemuda yang sedikit memahami islam, sedikit pengamalan dan tentu saja tidak peduli dengan islam

Lalu bagaimana model pemuda islam Indonesia?

Berdasarkan survei Departemen Kaderisasi Pemuda Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) bekerjasama dengan Merial Institute Sebanyak 66,4 persen pemuda Muslim tidak shalat jamaah dimasjid atau sama sekali tidak shalat jadi ada sisanya, 33,6 persen yang shalat dimasjid. Survei berlangsung pada 17-21 Juli 2018 dengan jumlah responden sebanyak 888 orang pemuda Islam berusia 16-30 tahun dan berdomisili di 12 kota besar yakni Jakarta, Depok, Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Makassar, Medan, dan Palembang. Ini menunjukan bahwa kualitas Pemuda Islam Indonesia berada pada kualitas tipe yang ketiga yaitu sedikit memhami islam, sedikit pengamalan dan tidak peduli terhadap islam.
Hasil survei tersebut seolah olah mengkonfirmasi alasan kemunduran pemuda islam Indonesia disebabkan karena kualitas pemuda islam Indonesia tidak tegak lurus dengan kuantitasnya dengan kata lain tidak sedikit pemuda yang mengaku dirinya Islam, namun perilakunya tidak menunjukkan kebaikan yang mencerminkan dirinya seorang muslim yang beriman. Sehingga potensi yang begitu besar itu tercecer karena tidak disatukan dalam jamaah

Bacaan Lainnya
ri

Hal ini ditegaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Alquran Surah Al-Hujurat ayat 14 yang Artinya: “Pemuda pemuda Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah islam’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. Al-Hujurat: 14).

Dan dikuatkan lagi dalam QS. Asy-Syu’ara: 8 yang artinya “Dan kebanyakan mereka tidak beriman.”

Ayat ayat tersebut memberi pesan yang sangat kuat khususnya kepada pemuda bahwa seorang pemuda tidak cukup menjadi muslim yang hanya menyatakan keimanan dalam lisan atau menjadikan syariat ibadah hanya sebagai ritual untuk menggugurkan kewajiban akan tetapi jadilah seorang pemuda mukmin yang iman dan syariat keislaman dijadikan sebagai kebutuhan dan kesadaran intelektual

Oleh karena itu jika kita memimpikan sebuah Negara yang kuat yang tidak mudah meliuk liuk oleh tabuhan gendang budaya asing maka jadilah pemuda pemuda yang mukmin Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat An Nisa ayat ke 141 yang artinya “Dan sekali-kali Allah tidak akan pernah memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang mukmin.
“Dan sesunguhnya Allah bersama orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anfal: 19)

Wallahu A’lam

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *