75 Tahun Mengabdi, Gerakan Pemuda Islam Indonesia Jakarta Raya Wujudkan Kejayaan Islam dalam Bingkai NKRI

Jakarta – Milad ke-75 Gerakan Pemuda Islam Indonesia, Pimpinan Wilayah Jakarta Raya selenggarakan diskusi virtual bertajuk “Wujudkan Kejayaan Islam dalam Bingkai NKRI” beserta pemotongan tumpeng.

Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) sejak didirikan pada tanggal 2 Oktober 1945 sampai saat ini 2 Oktober 2020 telah memasuki umur yang sama dengan NKRI, yakni 75 Tahun. Pada hari peringatan Milad yang ke-75 ini, Pimpinan Wilayah GPII Jakarta Raya menyelenggarakan diskusi virtual dengan tema “Wujudkan Kejayaan Islam dalam Bingkai NKRI”. Diskusi virtual yang diadakan melalui Zoom ini mengundang beberapa pembicara, yakni Aulia Tahkim Tjokroaminoto (Cicit H.O.S Tjokroaminoto), Saiful Mujab, M.A (Kakanwil Kemenag DKI Jakarta), Ahmad Sulhy (Ketum PW GPI Jakarta Raya 2010-2013), Erik Fitriadi (Ketum PW GPI Jakarta Raya 2006-2009), Miftahuddin (Ketum PW GPII Jakarta Raya 2014-2018) dan selaku moderator Doddy Abdallah (Komandan Korwil Brigade GPII Jakarta Raya 2020-2023). Namun, pada waktu pelaksanaan, Aulia Tahkim Tjokroaminoto dan Saiful Mujab, M.A berhalangan hadir secara langsung. Walau begitu, Cicit H.O.S Tjokroaminoto ini menitipkan video ucapan selamat Milad serta pandangannya terkait tema yang diangkat. Dalam videonya tersebut, Aulia Tahkim Tjokroaminoto menuturkan bahwa ia berharap, “GPII dapat melahirkan generasi yang kuat dan kokoh serta paham tata peradaban zamannya”.

Sebelum memasuki diskusi, Ketua Umum PW GPII Jakarta Raya saat ini, Eka Joko Fajariyanto menyampaikan bahwa, “GPII Jakarta Raya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan kejayaan Islam dalam bingkai NKRI”. Selain itu, pada kesempatan ini beliau juga kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk selalu setia pada 3M (Menggunakan Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak) karena menurutnya, “Wabah Covid-19 saat ini adalah salah satu masalah yang menghalangi terwujudnya kejayaan Islam dalam bingkai NKRI, karena menjadi sulit bagi kita untuk saling bersilaturahmi”.

Dalam diskusi sore tersebut, moderator memberikan beberapa pertanyaan kepada para pembicara terkait tema yang diangkat. Miftahuddin sebagai pembicara pertama berfokus pada isu integrasi Islam dan NKRI. Beliau mengingatkan pada setiap pemuda, khususnya kader GPII bahwa, “M. Natsir pernah berpesan, Islam dan Nasionalisme tidak bisa dipisahkan”. Mengambil fokus yang berbeda, Erik Fitriadi lebih banyak menyampaikan pandangannya tentang internal GPII, khususnya mengenai kader-kader dan perannya. Dalam pandangannya, untuk dapat mewujudkan kejayaan Islam dalam bingkai NKRI, kader adalah kuncinya, untuk itu, menurutnya, “kapasitas intelektual kader harus terus menerus diupgrade demi tercapainya kejayaan tersebut”. Sedangkan Ahmad Sulhy sebagai pembicara ketiga mengutarakan pandangannya tentang arah gerak GPII saat ini. Dalam kesempatan penyampaiannya, Ahmad Sulhy mengungkapkan, “Selain optimalisasi potensi kader, GPII sebagai wadah gerakan juga harus memperjelas arah geraknya, agar kader memiliki fondasi yang kokoh dalam menjalankan gerakan”. Ragam pandangan para pembicara ini memantik antusiasme peserta sehingga, sampai diskusi berakhir setiap peserta tetap bertahan dalam room meeting yang sudah disediakan.

Diskusi berjalan lancar sampai akhirnya ditutup dengan tambahan berupa arahan serta nasehat dari Demisioner Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Islam Indonesia Periode 2013-2017, Karman BM. Dalam tambahannya, Karman BM berpesan, “Kader GPII sekalian, khususnya yang sedang menjabat dalam kepengurusan tidak perlu mengcopy-paste yang sudah dilakukan pengurus sebelumnya, namun lahirkanlah karya sendiri serta jangan sampai terjebak dalam romantisme sejarah”. Pernyataannya ini menjadi rangkaian akhir dari diskusi. Setelah moderator menutup diskusi, acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan doa bersama kader GPII Jakarta Raya

Bacaan Lainnya
ri

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *