Tokoh Adat Betawi Desak Jamaludin DPRD DKI Untuk Angkat Kaki Dari Jakarta

Jakarta | Persoalan dana hibah untuk Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (Bamus Betawi) yang menurut pengakuan Jamaludin salah satu Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta pada tahun anggaran 2020 telah di coret dari naskah APBD mendatang kian memanas dan menjadi sorotan publik. Alasan dicoretnya sangat tidak masuk akal, lantaran karena persoalan internal organisasi Bamus Betawi yang dianggap Jamaludin dualisme.

Eki Pitung selaku Wakil Ketua Umum Bamus Betawi membantah adanya dualisme di internalnya, hal itu kontan membuat Eki Pitung ini kesal dengan tuduhan yang menjadi cikal bakal dicoretnya dana Bamus.

“Kalo memang ada dualisme di internal Bamus Betawi mana, buktikan dong legal standing yang versi dualismenya. Kami jelas ada legalitas berupa SK dari Kemenkumham, persoalan dualisme itu hanya anggapan sepihak yang tidak terima dengan hasil Mubes VII 2018. Kita sudah ada legal standing, jadi jangan mengambil kesimpulan sendiri, Pak Jamal jadi legislatif harus banyak-banyak belajar lagi”, ungkapnya saat di wawancarai wartawan (29/12).

Pasalnya Eki merasa kecewa karena ada anggota dewan yang mengaku asli betawi tetapi malah memotong anggaran yang segmentasinya adalah untuk memakmurkan masyarakat Betawi, yang selama ini sudah ada sejak 10 tahun terakhir.

“Jamaludin sepertinya kurang baca dan kurang bergaul sama lingkungan senior DPRD DKI”, tandasnya.

Selanjutnya, masih kata Eki, Dana hibah ini ada karena tertuang dalam Perda Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Budaya Betawi di wilayah Ibukota Jakarta dan anggaran itu diperuntukan untuk program-program pelestarian adat betawi seperti agenda tahun lebaran di Monas yang berisikan festival adat betawi.

Bacaan Lainnya
ri

“Siapa jamal ini? Jadi anggota dewan baru tahun ini udah sok tahu bicara soal Bamus Betawi, pengurus bukan, anggota bukan, berani berani mengklaim dualisme”, tutur Eki.

Sebelumnya, dilansir dari radarnonstop.com Jamaludin, politisi Golkar mengaku dana hibah untuk Bamus Betawi dicoret saat rapat Banggar (Badan Anggaran) bukan di rapat Komisi A.

“Saya yang mendesak agar dana hibah untuk Bamus Betawi dicoret. Pihak-pihak yang merasa keberatan dan tidak terima anggaran dicoret silahkan minta klarifikasi ke saya. Ngga usah rebet dan kemana mana” tegas Jamaludin.

Eki Pitung yang juga aktif sebagai Ketua Umum Ikatan Silat Betawi Indonesia (ISBI) ini menanggapi pernyataan tersebut, “Ngakunya Betawi, tapi malah nindes masyarakat Betawi, aye mendesak Jamal untuk minta maaf kepada seluruh masyarakat Betawi dan segera angkat kaki dari tanah Betawi”, tegasnya.

“Kalaupun tidak ada anggaran hibah di tahun ini, bagi kami bukan masalah besar. Bamus Betawi Ketua Umumnya H Lulung, dia adalah Anggota DPR RI yang jaringanya luas dan besar, beliau akan siapkan dana 10 M tuh dalam waktu dekat di tahun 2020, kami di Bamus Betawi benar berjuang dan berbuat untuk Kaum Betawi bukan memanfaatkan sebagai konsumsi politik saja. Jadi yang mangkas Haknye orang betawi itu cuman Kompeni dan Centeng Belanda, jangan-jangan Jamal salah satunye”, pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *