Gerakan Indonesia Damai, Orsap SI Dicatut

Jakarta- Acara Gerakan Indonesia damai dengan tema pemilu damai merajut persatuan, memperkokoh demokrasi konstitusional yang digelar pada hari Sabtu, 18 Mei 2019 lalu di Tugu Proklamasi, Jakarta dan dihadiri sekitar seribu massa mendapatkan tanggapan dari berbagai element aktivis kepemudaan dan kemahasiswaan.

Seperti halnya tanggapan dari Organisasi sayap Syarikat islam (SI). Organisasi yang memiliki sekretariat di Jalan Taman Amir Hamzah nomor 2, Pengangsaan, Menteng, Jakarta Pusat ini dalam menyampaikan pendapat perihal kegiatan yang diselenggarakan di Tugu Proklamasi, Sabtu yang lalu.

Melalui Ketua Bidang Organisasi dan Infrastruktur Pimpinan Pusat Syarikat Islam, Chandra Halim mengatakan jika ia tidak dapat undangan untuk menghadiri acara tersebut. “Padahal saya yang juga selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Pertahanan Ideologi Syarikat Islam atau Perisai tidak dapat undangan sama sekali, secara lisan maupun tulisan,” tambahnya.

Chandra menekankan yang sempat hadir dalam kegiatan tersebut mengaku dirinya dari organisasi Perisai berarti disitu ada kebohongan, karena kami tidak menerima undangan dari manapun.

“Tapi kalau di undang 5000 orang lalu yang datang hanya 1000 orang itu sangat keterlaluan. Disini kita bisa ambil kesimpulan bahwa banyak dari teman-teman mahasiswa dan pemuda banyak tidak hadir, bisa saja kurang setuju dengan kegiatan tersebut,” ujar pria yang akrab disapa Bang CH ini.

Chandra juga berujar jika ada perwakilan dari Perisai, SEMMI, Pemuda Muslimin Indonesia atau orsap SI lainnya harus di cek lagi. “Apa organisasi demokratis atau organisasi keluarga?. Bisa saja organisasi yang pengurusnya isinya hanya keluarganya saja,” tegasnya.

Bacaan Lainnya
ri

Pendapat lain juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Perisai, Harjono, terkait kegiatan di tugu proklamasi. “Apapun terkait masalah pasca 2019 ini pastinya kalau tujuannya untuk hal-hal yang baik itu baik untuk di lakukan, atau kemudian secara substansi semua kegiatan yang orentasinya yang mewujudkan indonesia damai menjaga kedaulatan negara dan sebagainya,” tambahnya.

Harjono menilai itu satu gerakan yang baik, cuma hari ini patut dilihat, bahwasanya siapa-siapa yang membuat gerakan itu tidak serta merta melegitimasi barisan-barisan dari organisasi kepemudaan, BEM maupun mahasiswa. “Dalam barisan yang hadir disana bisa saja di manfaat dalam ruang-ruang politik pragmatis,” kata Harjono.

Senada dengan diatas, kritik pedas pun terlontar dari Ketua Umum Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI), Bintang Wahyu Saputra, mengatakan siapa yang hadir pada acara tersebut yang mengatasnamakan SEMMI merupakan adalah suatu kebohongan yang dipastikan bukan organisasi SEMMI serumpun Syarikat Islam yang di ketuai Hamdan Zoelva.

“Orang-orang tersebut tidak paham sejarah, mana organisasi sayap SI (Syarikat Islam) yang sudah berdiri dari 1905 sebagai organisasi tertua di Indonesia, jadi kalau klaim sana sini sudah sering ini karena panitia tidak teliti dan mungkin tidak berorientasi pada kesuksesan acara melainkan bersifat pragmatis” tutup Bintang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *